PIKIRAN RAKYAT - "Harta benda yang kita punya adalah yang telah kita belanjakan, bukan yang telah kita kumpulkan," kata Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka. Pernyataan tersebut kerap diucapkan pendakwah masa kini. Pun dibagikan di beberapa unggahan media sosial.
Mengumpulkan harta benda tentu tidak ada salahnya, tetapi yang menjadi masalah adalah sifat bakhil. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan, bakhil artinya kikir, lokek, dan pelit.
Dalam buku Penuntun Jiwa, Buya Hamka bahkan mengatakan, bakhil merupakan penyakit. "Penyakit yang berbahaya sekali. Berbahaya bagi badan lahir karena kadang-kadang sebab diperintah oleh uang, orang enggan mengeluarkannya untuk mengobati dirinya sehingga kalau sakit-sakit sedikit ditahan saja."
Bila disimpan lama-lama, menurut Buya Hamka, penyakit tersebut akan menjadi besar. "Bakhil memberi bahaya pada jiwa karena jiwa orang bakhil itu tersisih dari orang lain. Dia merasa dirinya paling benar sehingga dia merasa tidak perlu lagi berhubungan dengan orang yang bukan darinya."
Dalam hadis riwayat Bukhari nomor 2917, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Perumpamaan bakhil dengan mutashaddiq seperti dua orang yang masing-masing mengenakan baju jubah terbuat dari besi yang terpotong bagian lengannya hingga tulang selangka keduanya. Setiap kali mutashaddiq hendak bersedekah, maka bajunya akan melonggar dan akhirnya menutupi ujung kakinya dan bekas jalannya. Jika orang bakhil ingin berinfak, baju besinya mengerut, dan setiap baju besi tetap di tempatnya."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat bahkan telah memberi teladan semangat berderma. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Anas bin Malik mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan orang yang paling baik dan paling semangat serta yang lebih semangat untuk berderma.
Sedekah tidak akan mengurangi harta
Dalam hadis riwayat Muslim nomor 2558, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sedekah tidaklah mengurangi harta." Demikian pula dengan firman Allah Ta'ala dalam surah Saba ayat 39.