PIKIRAN RAKYAT - Indonesia dihadapkan pada dua masalah besar yang menggerogoti bangsa: korupsi dan judi. Korupsi merajalela di kalangan atas, sementara judi menjerat masyarakat di lapisan bawah.
Kasus korupsi mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang tak kunjung usai menjadi bukti nyata. Dua saksi mahkota mengungkapkan, SYL memerintahkan anak buahnya untuk menyuap DPR dan KPK.
Di sisi lain, judi online semakin marak dan bahkan melibatkan belasan anggota Polri di Sumatera Utara. Keberadaan judi di kalangan elite pun patut diwaspadai.
Keterlibatan Polri, KPK, DPR, dan pejabat pemerintahan dalam berbagai tindakan merugikan negara semakin sering terungkap. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan masa depan bangsa.
Optimisme semu Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang menyerukan optimisme, namun terkesan abai terhadap fakta di lapangan. Pertanyaannya, di mana akar masalahnya? Apakah pada konstruksi lembaga pemerintahan atau integritas para pemimpinnya?
Integritas memang menjadi kunci utama. Seleksi ketat sebelum menduduki jabatan tinggi di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif mutlak dilakukan. Namun, kenyataannya tidak demikian. Integritas harus dibuktikan melalui sikap dan tindakan.
Salah satu solusi adalah mengevaluasi konstruksi lembaga pemerintahan yang berlaku saat ini. Konstitusi menjadi rujukan utama. Melihat maraknya "bopeng" di wajah Indonesia, efektivitas konstitusi perlu dipertanyakan. Kelemahan dalam konstitusi, baik dalam bentuk undang-undang maupun aturan ketatanegaraan lainnya, bisa jadi celah bagi korupsi dan judi.
Bansos korban judi online
