kievskiy.org

Bukan Hanya Soal Libur Panjang, Krisis Covid-19 karena Perilaku

Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/PabitraKaity

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, ada efek domino dari libur panjang terhadap lonjakan kasus kematian karena Covid-19.

"Pekan keempat setelah libur panjang (libur panjang di Oktober 2020) angka kematian juga terus naik. Ini juga yang harus kita waspadai kenapa akhirnya fatalitas (kematian) juga kita temukan bertambah," kata dia, Rabu 16 Desember 2020.

Dia menuturkan, setelah libur panjang Oktober 2020, pada pekan keempat setelahnya, angka kematian akibat Covid-19 dalam waktu sepekan mencapai 900 orang, pekan setelahnya juga masih di angka 900 orang.

"Kami pernah ingatkan masyarakat Indonesia, sebenarnya event awalnya mungkin libur panjang, tapi libur panjang itu bukan menjadi sebuah gara-gara ketika ada variabel lain yang bermain," ujarnya.

Baca Juga: Pemerintah Dukung Pekerja, Realisasi Bantuan Subsidi Upah (BSU) Capai Rp27,96 Triliun

Variabel lain tersebut, katanya, adalah peningkatan mobilitas, potensi kerumunan, kapasitas pelayanan kesehatan, dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.

Dewi menuturkan, saat libur panjang, terjadi peningkatan mobilitas penduduk yag memicu kerumunan.

Setelah terjadi potensi kerumunan, variabel selanjutnya terkait kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Ada kondisi ketika protokol kesehatan sulit diterapkan, terutama menjaga jarak ketika kerumunannya semakin padat.

"Jadi, ketidakpatuhan kepada 3M akan meningkatkan penularan yang terjadi di suatu tempat, ada beberapa variabel. Kalau libur, tapi di rumah saja tidak ke mana-mana, sebenarnya tidak ada masalah. Ketika ada mobilitas, ada kerumunan, ada ketidakpatuhan, muncul penularan," tutur Dewi seperti dilaporkan Antara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat