kievskiy.org

Blak-blakan Ungkap Kehidupan Pribadinya, Dedi Mulyadi: Bapak Saya Diracun Mata-Mata Belanda

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi mendamaikan kasus Sumiatun dan anaknya di Demak dan menangguhkan penahanan Sumiatun
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi mendamaikan kasus Sumiatun dan anaknya di Demak dan menangguhkan penahanan Sumiatun /Dok. DPR RI

PIKIRAN RAKYAT - Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menceritakan kisah perjuangan orangtuanya dalam membesarkan dirinya serta saudaranya yang lain.

Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa sang ayah merupakan seorang pensiunan Tentara dengan pangkat rendah yang berhenti di usia 28 tahun.

“Bapak saya itu, pensiun dari Tentara, prajurit kader, kalau sekarang itu istilahnya Prajurit Kepala, palangnya itu tiga, pangkat rendah, umurnya 28 tahun sudah berhenti karena dia diracun oleh mata-mata Belanda, dia muntah darah di Kecamatan Pagaden Subang,” ujar Dedi Mulyadi, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Kanal YouTube Deddy Corbuzier pada 27 Januari 2021.

Baca Juga: Trump Ternyata Punya 'Utang Budi' ke Rusia, Buku Ini Membocorkan Segala Rahasianya

Dedi Mulyadi menuturkan bahwa ayahnya depresi, teman-temannya meninggal satu Kompi, sehingga dikembalikan ke Kampung lantaran sakit.

Anggota DPR RI itu menyebut, ibunya menjadi tulang punggung keluarga, serta harus bekerja keras mengambil cangkul ke sawah.

“Habis itu, dia masih ikut operasi DI, teman-temannya meninggal, satu Kompi tinggal bapak saya satu yang sisa, pulang depresi, akhirnya karena depresi di Kompleknya teriak-teriak terus, dikembalikan ke Kampung, sakit,” katanya menjelaskan.

Baca Juga: Resmi Dibentuk, Berikut Daftar Dewan Pengawas LPI yang Dilantik Presiden Joko Widodo

“Ibu saya menjadi tulang punggung, ibu saya yang mengambil cangkul ke sawah, bapak saya harus duduk setiap hari harus bacain koran, disiapin susu yang dari pensiunan itu, sama roti dikasih mentega sama dikasih koran, agar bapak saya tenang,” katanya menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat