PIKIRAN RAKYAT - Terkait kasus dugaan suap perizinan ekspor benih lobster (benur) di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang hingga kini masih bergulir. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus melakukan penyidikan hingga menyita sejumlah barang bukti.
Sebelumnya diketahui pula bahwa, KPK menyita rumah milik tersangka Andreau Misanta Pribadi (AMP) yakni Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) di Kabupaten Bekasi, Jumat 12 Maret 2021 lalu.
Lalu pada Senin, 15 Maret 2021, KPK juga menyita uang sekitar Rp52,3 miliar yang diduga sumber uang tersebut berasal dari para eksportir yang mendapatkan izin ekspor benur di KKP Tahun 2020.
Tersangka Edhy Prabowo, diduga memerintahkan Sekjen KKP agar membuat surat perintah tertulis terkait dengan penarikan jaminan bank (bank garansi) yakni dari para eksportir kepada Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP.
Baca Juga: Pelaku Penganiayaan Kucing Akhirnya Minta Maaf, Mengaku Sempat Digigit dan Dirawat di Rumah Sakit
Selanjutnya, Kepala BKIPM KKP memerintahkan Kepala Kantor Balai Karantina Besar Jakarta I Soekarno-Hatta untuk menerima bank garansi tersebut
Menurut keterangan Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, uang tersebut selanjutnya dibawa menggunakan lima mobil yang biasa digunakan untuk operasional bank.
Tak tanggung-tanggung kini KPK juga telah menyita Rp3 miliar dari seorang saksi karyawan swasta bernama Syammy Dusman dalam dugaan suap perizinan ekspor benur tersebut.
Selain itu, KPK juga pada Selasa, 23 Maret 2021, memeriksa Syammy sebagai saksi untuk tersangka mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (EP) dan kawan-kawan dalam penyidikan kasus tersebut.