kievskiy.org

Pakar Ungkap Cara Evakuasi 53 Kru KRI Nanggala-402 Jika Ditemukan

Heli Bell 412 EP milik Skuadron Udara 400 Wing Udara 1 Puspenerbal bermanuver di atas Kapal Selam KRI Nanggala-402, saat Latihan kerja sama Taktis KRI dan Pesawat Udara 2014 di Laut Jawa 50 Mil Utara Tuban, Jatim, Selasa, 6 Mei 2014.  Kapuspen TNI ungkap titik terang terkait lokasi kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402, yakni berada di 65 Mil Perairan Utara Bali.
Heli Bell 412 EP milik Skuadron Udara 400 Wing Udara 1 Puspenerbal bermanuver di atas Kapal Selam KRI Nanggala-402, saat Latihan kerja sama Taktis KRI dan Pesawat Udara 2014 di Laut Jawa 50 Mil Utara Tuban, Jatim, Selasa, 6 Mei 2014. Kapuspen TNI ungkap titik terang terkait lokasi kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402, yakni berada di 65 Mil Perairan Utara Bali. / Antara Foto/Eric Ireng Antara Foto/Eric Ireng

PIKIRAN RAKYAT - Pakar Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Wisnu Wardhana menuturkan bahwa kasus kecelakaan kapal selam bukanlah hal yang mudah untuk diselesaikan, termasuk masalah KRI Nanggala-402.

Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Wisnu usai mengkaji beberapa kasus kecelakaan kapal selam serupa.

Rumitnya penanganan kasus kecelakaan kapal selam dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya kedalaman laut tempat KRI Nanggala-402 hilang kontak.

"Memang semua kecelakan kapal selam itu, menurut yang saya baca, tidak ada yang kemudian dengan mudah diselesaikan. Pasti merupakan permasalahan yang rumit," ucapnya dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Sabtu, 24 April 2021.

Baca Juga: Cari KRI Nanggala-402, Menhan AS Bicara dengan Prabowo: Kami Akan Kirim Pesawat P-8 Poseidon

"Karena berkaitan dengan kedalamannya, 300 hingga 1.000 meter dan seterusnya," ujar Wisnu.

Belum lagi proses evakuasi dapat terbebani karena berat kapal selam yang diperkirakan mencapai 1.500 ton.

Tentunya dengan bobot yang tak ringan ini dibutuhkan waktu dan peralatan ekstra untuk mengangkat kapal selam ke permukaan.

"Nah bagaimana kita mengevakuasi itu? Itu butuh tongkang-tongkang yang besar, butuh crane-crane yang besar, butuh tali-tali yang panjang untuk menderek itu. Mendereknya pun harus diputuskan, apakah menggunakan tali atau pelampung," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat