kievskiy.org

Cara Meluruskan Hoaks Vaksin Covid-19, Dengarkan dengan Santun

Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/WiR_Pixs

PIKIRAN RAKYAT - Tak boleh ada konsep memaksa saat meluruskan informasi yang salah atau hoaks dari orang lain termasuk mengenai vaksin Covid-19 dan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Hal itu disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi RSCM, Suzy Maria.

Saat seseorang menyampaikan kekhawatirannya, dia menyarankan agar siapa pun mendengarkannya terlebih dahulu dan perlahan meluruskan informasi salah yang didengar.

"Kita tanya dulu apa yang dia khawatirkan dan takutkan dari vaksinasi. Dengan cara yang baik, kita coba jelaskan, meluruskan informasi tidak benar yang dia yakini. Tidak boleh ada konsep pemaksaan. Kalau seperti itu, tidak ada habisnya," ujar dia dalam webinar yang diselenggarakan Geriatri.id bersama Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia, Minggu 6 Juni 2021.

Baca Juga: Verrel Bramasta Mengaku Hamili Anak Teman Ibunya, Reaksi Menohok Venna Melinda: Sudah Tahu Mama

Kemenkominfo, Jumat 4 Juni 2021 menemukan 206 hoaks vaksin Covid-19 di berbagai platform media sosial dengan total sebaran 1.592.

Dari angka itu, sebaran terbesar yakni 1.445 berasal dari Facebook, Twitter (82), dan YouTube (41).

Masyarakat diminta berhati-hati usai menerima informasi terkait vaksin Covid-19 dan memeriksa kebenaran informasi itu, salah satunya dengan mengakses s.id/infovaksin.

Suzy mengatakan, pada prinsipnya, obat atau vaksin memiliki manfaat dan efek samping. Namun, efek samping itu sudah diketahui sejak vaksin dalam fase uji klinis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat