kievskiy.org

Amuk Covid-19 Mengganas dan Spekulan Obat Merajalela, Pemerintah Harus Minta Maaf

Ilustrasi virus corona. Pemerintah tak mampu menangani penyebaran Covid-19 dan pasien corona, hingga membiarkan spekulan obat menjamur di tengah krisis.
Ilustrasi virus corona. Pemerintah tak mampu menangani penyebaran Covid-19 dan pasien corona, hingga membiarkan spekulan obat menjamur di tengah krisis. /pixabay pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Konsorsium Masyarakat untuk Kesehatan Publik mendesak pemerintah‎ menertibkan para spekulan yang memanfaatkan krisis pandemi Covid-19 dengan menaikkan harga obat-obatan.

Pemerintah juga didesak meminta maaf kepada publik karena tak mampu mengendalikan dan mengatasi pandemi Covid-19 yang semakin gawat.

Untuk diketahui,‎ situasi gawat darurat pandemi Covid-19 akhir-akhir ini semakin memprihatinkan.

Lonjakan kasus Covid-19 yang berujung pada kematian meningkat drastis. Hingga 6 Juli 2021, data nasional mencatat setidaknya 61.868 orang meninggal terkonfirmasi positif corona.

Baca Juga: Dr. Faheem Younus Ungkap 5 Cara Kontrol Covid-19: Mendidik Massa

Ironisnya 1.607 pasien Covid-19 yang meninggal dari data tersebut, menurut pusara digital https://nakes.laporcovid19.org/‎ adalah tenaga kesehatan.

Sejak Juni hingga 25 Juli 2021, 265 jiwa meninggal dunia saat saat melakukan isolasi mandiri, akibat sulitnya mendapatkan bantuan medis. Serta 63 pasien Covid-19 meninggal karena pihak rumah sakit kehabisan ketersediaan oksigen.

Berdasarkan pantauan konsorsium beberapa hari lalu, terjadi pula antrean panjang di toko-toko penjual tabung oksigen di sekitar Matraman, Jakarta Timur dan Manggarai, Jakarta Selatan.

Tidak berhenti sampai di situ, kesulitan untuk mendapatkan obat-obatan juga dialami oleh masyarakat yang harus menangani kasus Covid-19 isolasi mandiri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat