kievskiy.org

Pandemi Covid-19, Hidup Adalah Udunan Sapapait Samamanis

Relawan dari Kebun Gizi Tegalurung menyiapkan bingkisan untuk dibagikan di Desa Tegalurung, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Minggu 11 Juli 2021. Bantuan berupa sembako, buah-buahan, dan vitamin yang dihimpun dari dana swadaya diberikan kepada warga yang menjalani isolasi mandiri.
Relawan dari Kebun Gizi Tegalurung menyiapkan bingkisan untuk dibagikan di Desa Tegalurung, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Minggu 11 Juli 2021. Bantuan berupa sembako, buah-buahan, dan vitamin yang dihimpun dari dana swadaya diberikan kepada warga yang menjalani isolasi mandiri. /Antara/Dedhez Anggara

PIKIRAN RAKYAT – Solidaritas masyarakat Sunda dalam membantu sesama kian tumbuh pada masa pandemi Covid-19. Sikap gotong royong dan jaga lembur menjadi salah satu kearifan lokal yang muncul saat ini. Jika terus dipupuk, sikap ini bisa mempercepat pemulihan di kalangan masyarakat.

Jika ada orang sakit atau melakukan isolasi mandiri, warga lainnya membantu untuk mengirimkan makanan dan kebutuhan lain. Masyarakat pun melakukan penutupan akses masuk ke kampung (lockdown) sebagai upaya menjaga lembur.

”Salah satu kearifan lokal di perkampungan yakni jaga lembur, ketika terjadi kasus. Begitu juga ketika mengumpulkan sumbangan, semacam perelek beras, tanpa pemakai identitas Sunda itu sudah berlangsung,” kata Budayawan Tasikmalaya, Acep Zamzam Noor.

Acep menilai, saat ini yang perlu dilakukan yakni kembali memupuk semangat kearifan-kearifan lokal tersebut. Meski telah berubah istilah dan bentuknya, semangat kearifan lokal ini masih tetap ada di beberapa daerah di Jawa Barat.

”Hal semacam ini yang perlu ditumbuhkan kembali,” ujarnya, Senin 12 Juli 2021.

Baca Juga: Viral Ospek Paksa Saat Masa Darurat Covid-19, Senior Ancam Mahasiswa Baru Bila Melapor

Pegiat Literasi Sunda Duddy RS menilai, sejak dulu, sebenarnya masyarakat Sunda sudah terbiasa menghadapi penyakit atau wabah. Seperti halnya ada istilah titirah yakni pergi ke tempat lain untuk memulihkan kesehatan. Dalam konteks hari ini, titirah dapat disejajarkan dengan isolasi mandiri atau isolasi terpusat dan menjauhkan diri dari aktivitas sosial.

”Saat ini, masyarakat sedang titirah agar bisa sembuh. Meski titirah massal, seperti isolasi mandiri, sebenarnya sudah terbiasa,” katanya.

Duddy menyebut, ada pula istilah nyingkur atau niis ke suatu tempat. Selain untuk menenangkan diri dan pikiran, juga untuk menghindari kontak dengan orang lain.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat