kievskiy.org

Curhat Pedagang di Jakarta: Harus Nafkahi 8 Orang, Pemerintah Tak Bisa Diandalkan

Ilustrasi - Seorang pedagang di Jakarta bercerita betapa menyuitkannya situasi yang dihadapinya selama PPKM Darurat.
Ilustrasi - Seorang pedagang di Jakarta bercerita betapa menyuitkannya situasi yang dihadapinya selama PPKM Darurat. /REUTERS REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Adi Pahroni, pedagang ayam dan ikan bakar di Jakarta, sudah tak peduli lagi dengan penertiban yang kerap dilakukan aparat selama masa PPKM Darurat.

Baginya, tekanan untuk menafkahi 8 anggota keluarganya lebih besar daripada tekanan dari aparat yang memaksanya menutup warung.

Adi mengakui beberapa kali terlibat cekcok dengan aparat yang menyuruhnya menutup warung ketika jam operasional dalam aturan PPKM Darurat sudah berakhir.

"Saya katakan kepada mereka bahwa saya menerapkan protokol kesehatan," ujar Adi dikutip Pikiran-rakyat.com dari The Guardian pada 22 Juli 2021.

Baca Juga: Faisal Basri Minta Jokowi Keluarkan Moeldoko dan Ngabalin, Tuding Kerap Bikin Gaduh

"Saya katakan juga jika saya menutup warung, bagaimana saya bisa mendapatkan uang untuk menafkahi keluarga saya?" ucap Adi menambahkan.

Saking butuhnya mencari nafkah, Adi Pahroni sudah tak peduli lagi jika harus membangkang terhadap perintah aparat.

"Jika mereka (aparat) memaksa saya menutup warung hari ini, saya akan membukanya lagi besok. Saya tidak peduli. Saya harus cari uang. Pemerintah tak bisa diandalkan," katanya.

"Sekarang saya punya tanggungan 8 orang yang mesti dinafkahi, istri saya, anak saya, mertua saya, dan 3 saudara peremupuan," kata Adi.

Baca Juga: Survei Kemenag: 81 Persen Masyarakat Indonesia Semakin Religius Sejak Pandemi Covid-19

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat