kievskiy.org

Penampungan TKW Damaskus Gelar Pengajian

SEORANG mahasiswa Indonesia sedang membimbing sejumlah TKW dalam acara pengajian di Bulan Ramadan.*
SEORANG mahasiswa Indonesia sedang membimbing sejumlah TKW dalam acara pengajian di Bulan Ramadan.*

DAMASKUS, (PRLM).- Suasana berbeda menyelimuti Suriah, khususnya kota Damaskus ketika bulan suci Ramadan. Tidak terkecuali suasana di Penampungan Sementara (shelter) TKW di KBRI Damaskus. Setiap hari di bulan Ramadan, sebanyak tujuh puluh BMI/TKW (Buruh Migran Indonesia/TKW) di shelter Damaskus terlihat sibuk menyiapkan berbagai aktivitas, seperti memasak bersama, pengajian, kelas-kelas, hingga salat tarawih berjamaah. “KBRI Damaskus menyediakan semua keperluan bahan masakan untuk di shelter, kami memasak bergantian sesuai jadwal piket,” ungkap Nurhayati, TKW korban perdagangan manusia asal Serang, Banten yang sudah enam bulan tinggal di shelter. Selain itu, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Suriah juga dilibatkan untuk mengisi kelas baca tulis Alquran, bahasa Inggris, dan Arab. Setiap hari para mahasiswa secara bergantian mengajar para BMI/TKW dalam kelompok-kelompok kecil. Kegiatan ini diadakan bertepatan dengan liburan semester kampus, sehingga mahasiswa bisa secara penuh terlibat. Para staf KBRI setiap hari Minggu mengisi pengajian umum di shelter dengan materi fikih, hadits, tajwid, hingga persoalan seputar pernikahan. Sementara, setiap malam, tanpa diminta lagi, puluhan BMI/TKW sibuk menggelar dan menata karpet di lapangan bulu tangkis KBRI Damaskus untuk dijadikan tempat sholat tarawih berjamaah. Diimami oleh staf KBRI Damaskus, para TKW terlihat khusuk menjalani ibadah tarawih dilanjutkan kultum singkat. “Alhamdulillah, meskipun Suriah sedang perang, kami merasa lebih aman tinggal di shelter. Kebutuhan tercukupi dan lebih tenang menjalani ibadah Ramadhan,” ungkap Nuning, BMI/TKW asal Sukabumi yang bekerja selama empat tahun tanpa dibayar oleh majikannya di Suriah. Menurut Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, program Ramadan merupakan bagian dari pembinaan BMI/TKW di shelter yang masih menunggu kasusnya diputuskan di pengadilan atau KBRI masih mengupayakan mediasi dengan majikan. KBRI Damaskus memiliki tiga penampungan sementara (shelter) di daerah Damaskus, Lattakia, dan Allepo; juga para contact person dan pengacara lokal di daerah-daerah dimaksud. Sebagaimana diketahui wilayah tersebut merupakan wilayah konflik dimana sering terjadi baku tembak antara tentara pemerintah dan kelompok pemberontak. Misi utama KBRI Damaskus adalah perlindungan dan repatriasi WNI. Sejak krisis yang melanda Suriah sejak 2011, KBRI Damaskus telah merepatriasi hampir seluruh WNI/TKW yang berada di Suriah. Sekitar 7.500 (tujuh ribu lima ratus) orang WNI/TKW telah direpatriasi dari Suriah ke Indonesia dengan rincian 1.264 orang (2012), 4.326 orang (2013), 1.542 orang (2014), dan terus bertambah hingga sekarang. Pekan lalu (29/6), KBRI Damaskus memulangkan 44 TKW dan 1 jenazah via Beirut. “Tugas utama kami di Suriah adalah perlindungan warga (citizen service). Dengan sekuat tenaga kami akan melindungi WNI di Indonesia meskipun di tengah kondisi perang di Suriah,” ujar Dubes Djoko.(KBRI Damaskus/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat