kievskiy.org

2.000 Nyawa Melayang, Said Didu: Siapa yang Prioritaskan Kebijakan Selain Selamatkan Nyawa, Bukanlah Manusia

Ilustrasi Covid-19. Said Didu meminta pemerintah jujur kepada publik dan ungkap alasan yang jelas dan tidak setengah-setengah terkait UU Karantina Kesehatan.
Ilustrasi Covid-19. Said Didu meminta pemerintah jujur kepada publik dan ungkap alasan yang jelas dan tidak setengah-setengah terkait UU Karantina Kesehatan. /Pexels/edward jenner Pexels/edward jenner

PIKIRAN RAKYAT - Analis Kebijakan Publik, Said Didu menyindir pihak-pihak tidak memfokuskan kebijakan dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

Menurut Said Didu, orang-orang yang masih memilih kebijakan lain selain menyelamatkan nyawa rakyat bukanlah seorang manusia.

Hal itu disampaikan Said Didu dalam acara Catatan Demokrasi yang diunggah di kanal Youtube pada Selasa 27 Juli 2021.

Said Didu menekankan bahwa seluruh pihak sepakat untuk fokus menyelamatkan nyawa rakyat, apalagi jumlah kasus kematian harian akibat Covid-19 mencapai 2.000 orang pada Selasa 27 Juli 2021 kemarin.

Baca Juga: Fadli Zon Sebut Pemecatan Jadi Hukuman Layak untuk Dua Oknum Anggota Polisi Militer

“Saya begini, semua sepakat selamatkan nyawa, kita sepakat untuk itu kan, tadi 2.000 loh meninggal,” ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube tvOneNews, Rabu 28 Juli 2021.

Said Didu pun menyatakan pernah meminta Pemerintah untuk menghitung anggaran untuk lockdown, sebab selama ini istilah karantina wilayah terkesan dihindari karena ada anggaran yang harus disiapkan.

“Saya pernah menyatakan juga, cobalah dihitung, ini kan dihindari terus dengan mengganti nama-nama. Pada saat menyebutkan karantina wilayah, maka Pemerintah Pusat harus menyiapkan anggaran. Itu konsekuensi UU, tapi ini dihindari,” tuturnya.

Oleh karena itu, Said Didu pun meminta Pemerintah untuk tidak terus-menerus berkelit terkait alasan tidak diberlakukannya lockdown.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat