kievskiy.org

Gerakan Boedi Oetomo Memupuk Kesadaran Berbangsa

DISKUSI bertemakan
DISKUSI bertemakan

JAKARTA, (PRLM).- Pontjo Sutowo selaku Pembina Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB) mengatakan telah terjadi kesengajaan antara generas senior yang bersikap idealis dan nasionalistik dengan generasi junior yang cenderung bersikap pragramatis dan kosmopolitanisme. Generasi yang disebut “junior “ itu kini telah menduduki posisi-posisi strategis di pemerintahaan. Seiring dengan itu masalah strategis seperti nasionalionalisme dan persatuan bangsa masih belum tuntas. Dalam diskusi bertemakan "Sejarah Peradaban dan Pancasila", Pontjo pun mengingatkan "ke-Indonesia-an" sesungguhnya terbentuk dari proses panjang. Perjalanan perjuangan bangsa Indonesia tidak terlepas dari rasa persatuan. Leluhur bangsa Indonesia terdiri dari beragam etnis dan tersebar di kepulauan, Tidak heran jika bangsa Indonesia memiliki pribadi yang khas. Sudah melewati berbagai adaptasi sehingga melahirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. "Pandangan ini didasari pemahaman terhadap munculnya istilah 'Indonesia' dan 'Kesadaran Berbangsa'. Penggunaan istilah 'Indonesia' sebenarnya sudah muncul sejak 1850 dan diusulkan oleh G.S.W .Earl, lalu diperkuat oleh J.R.Logan, dan dipopulerkan oleh A.Bastian di tahun 1884 melalui karya etnografi–nya yang komprehensif," ikar Pontjo. Dia menambahkan, rakyat Indonesia makin sadar berbangsa dengan ditandai oleh gerakan Boedi Oetomo (1908) dan dinyatakan secara eksplisit dalam Soempah Pemoeda 1928. Namun, pandangan ini dianggap bersifat formalistik karena lebih mempertimbangkan identitas bangsa Indonesia dari nama dan munculnya kesadaran bersama. "Pandangan kedua inilah yang rupanya juga digunakan oleh Cribbs dan Ford di atas untuk memahami ke Indonesia-an bangsa Indonesia. Kedua sarjana itu menyatakan dengan tegas bahwa sifat-sifat kepulauan nusantara (Indonesia) menjadi faktor penting yang menentukan jati diri (identity) dari bangsa Indonesia," tegasnya.(Munady/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat