kievskiy.org

Unjuk Rasa Penolakan Bandara Kulonprogo Diwarnai Kericuhan

PULUHAN massa gelar penolak bandara Kulonprogo kembali menggelar aksi unjuk rasa di Kantor DPRD DIY dan Kantor Gubernur DIY Kepatihan, Jalan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (5/11/2015). Aksi tersebut pun diwarnai kericuhan dan adu mulut dengan petuga Sapol PP yang mengamankan unjuk rasa.*
PULUHAN massa gelar penolak bandara Kulonprogo kembali menggelar aksi unjuk rasa di Kantor DPRD DIY dan Kantor Gubernur DIY Kepatihan, Jalan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (5/11/2015). Aksi tersebut pun diwarnai kericuhan dan adu mulut dengan petuga Sapol PP yang mengamankan unjuk rasa.*

YOGYAKARTA, (PRLM).- Puluhan massa gelar penolak bandara Kulonprogo kembali menggelar aksi unjuk rasa di Kantor DPRD DIY dan Kantor Gubernur DIY Kepatihan, Jalan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (5/11/2015). Dalam aksinya para massa yang terdiri dari masyarakat penolak tambang yang tergabung dalam Warga Tri Tunggal (WTT), mahasiswa serta aktivis tersebut kembali menyerukan penolakan atas pembangunan bandara di Kulonprogo dan pencabutan IPL yang dikeluarkan Gubernur DIY. Selain itu, mereka menuntut pencabutan Perda RTRW Kabupaten Kulonprogo serta menghentikan tindakan represif aparat terhadap petani.Dalam aksinya massa juga membawa keranda putih dengan tulisan “Telah Matinya Keadilan di Negeri Ini”. Aksi tersebut pun sempat diwarna kericuhan dan adu mulut antara mahasiswa dengan Satpol PP yang mengamankan unjuk rasa. Kejadian berawal saat 20 orang perwakilan massa penolak pembangunan bandara Kulonprogo diizinkan masuk Kamis (5/11/2015) siang, untuk bermediasi dengan perwakilan Pemda DIY. Namun sesampai di depan ruangan Gandhok Kiwo hanya perwakilan dari warga Kulonprogo yang diperbolehkan masuk. Hal tersebut sesuai dengan surat permintaan mediasi yang masuk kepada Pemda DIY, namun beberapa mahasiswa yang bukan warga Yogyakarta tetap ngotot ingin masuk. Perdebatan sengit pun terjadi, Satpol PP tetap ngotot bahwa yang boleh masuk dan ikut mediasi hanya warga terdampak. "Kalau memang warga Jogja mana KTP nya?" ujar salah seorang petugas satpol PP. Namun hal tersebut tidak membuat mahasiswa tersebut tenang dan tetap memaksa masuk. "Kalau tidak boleh kita robohkan saja pagar depan," kata mereka. Keributan baru mereda seusai Ketua WTT Martono, keluar untuk menenangkan emosi para mahasiswa tersebut serta meminta mereka menunggu di luar Namun, aksi demo keempat kalinya yang digelar ini kembali gagal temui Gubernur DIY. Perwakilan WTT hanya ditemui oleh beberapa pejabat di lingkungan Setda DIY seperti Kepala Biro Tata Pemerintahan DIY Benny Suharsono dan melakukan pertemuan tertutup selama sekitar 30 menit. "Seperi biasa tidak ada hasil yang memuaskan, jadi kesekian kalinya akan ketemu gubernur tapi yang ada hanya petugas yang tidak punya kapasitas untuk memenuhi tuntutan kita," ujar ketua WTT Martono seusai pertemuan. Martono mengatakan, pihak Setda hanya menjanjikan akan mengagendakan ulang pertemuan agar para warga dapat bertemu langsung dengan gubernur. Sementara perwakilan melakukan audiensi, pengunjuk rasa lainnya melakukan aksi teatrikal di tengah Jalan Malioboro Yogyakarta. Aksi tersebut diiringi dengan pembacaan beberapa puisi bertema perlawanan milik Wiji Thukul seperti 'Ceritakanlah Ini Kepada Siapapun' dan lainnya. Aksi massa ini sempat menimbulkan kemacetan panjang di Jalan Malioboro. (Wilujeng Kharisma/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat