kievskiy.org

Puluhan Mahasiswa Bersihkan Kali Code

MEMPERINGATI hari pahlawan, puluhan mahasiswa menjadi pahlawan sampah dengan turun ke Kali Code, tepatnya di bawah Jembatan Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Kab. Sleman, Yogyakarta, Senin (9/11/2015). Kegiatan ini dilakukan sebagai gerakan pahlawan sampah.*
MEMPERINGATI hari pahlawan, puluhan mahasiswa menjadi pahlawan sampah dengan turun ke Kali Code, tepatnya di bawah Jembatan Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Kab. Sleman, Yogyakarta, Senin (9/11/2015). Kegiatan ini dilakukan sebagai gerakan pahlawan sampah.*

YOGYAKARTA, (PRLM).- Memperingati hari pahlawan, puluhan mahasiswa menjadi pahlawan sampah dengan turun ke Kali Code, tepatnya di bawah Jembatan Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menaruh perhatian terhadap lingkungan. Mahasiswa yang tergabung dalam Karya Salemba Empat (KSE), sebuah paguyuban penerima beasiswa salemba tingkat nasional, turun ke Kali Code untuk memunguti sampah-sampah yang terbawa air. Mereka mengumpulkan sampah, memilah sampah organik dan anorganik kemudian mendaur ulangnya menjadi produk berharga jual. “Ada bros dari sampah plastik dan pupuk dari sampah organik,” kata penanggung jawab kegiatan Gerakan Pahlawan Sampah (GKS), Desi Rahayu (21), Senin (9/11/2015). Gerakan ini, kata dia, sebagai bentuk melawan sampah. Ia pun tidak memungkiri budaya membuang sampah pada tempatnya sekaligus memilah juga masih belum membudaya. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sungai yang sebenarnya berfungsi untuk irigasi. Seperti yang terlihat di Kali Code, sampah plastik tampak mendominasi. Plastik bungkus makanan tersangkut di bebatuan sehingga ada yang menghambat aliran. Peserta GPS bahkan ada yang menemukan sampah berupa boneka lalu mereka kumpulkan bersama sampah lainnya. “Kita mulai dari diri kita sendiri, menerapkan seminimal mungkin pembuangan sampah,” ujarnya. Begitu pula dengan hasil daur ulang sampah yang diproduksi. Anggota KSE jadi pioner untuk menggunakan bros atau pernak-pernik lain yang berbahan dasar sampah. Selain GPS, paguyuban penerima beasiswa ini juga mengajarkan cara pengolahan sampah pada masyarakat di sekitar Jembatan Teknik UGM, khususnya anak-anak. Mereka memberi pelatihan dengan harapan mampu menghasilkan karya yang dapat dijual. Desi mengatakan, jika warga sudah mampu memproduksi dan layak jual, KSE akan membantu pemasaran sampai mancanegara. "Sudah saatnya masalah sampah tidak melulu menjadi masalah pemerintah karena sebenarnya jika dimulai dari diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap sampah kita sendiri masalah sampah tidak akan menjadi masalah genting," tuturnya. Sementara itu,Komunitas Untuk Jogja (KUJ), Wulan Fatimah Rohman, produk daur ulang sampah bisa menjadi pemasukan bagi warga di bantaran Kali Code. “Bisa dijual Rp3.000 dengan hanya modal tidak sampai Rp 300,” tutur mahasiswa Fakultas Biologi semester tujuh ini. Meski demikian, bagi dia yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan sampah yang terbuang di tempat-tempat umum. Jangan sampai sampah merusak pemandangan Jogja yang dikenal sebagai kota pelajar, budaya dan wisata. (Wilujeng Kharisma/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat