kievskiy.org

Banyak Operator Incar Slot Orbit Indonesia

MENTERI Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/12/2015) menjelaskan banyak operator mancanegara tengah mengincar slot orbit Indonesia 123 Bujur Timur (BT) karena satelit komunikasi milik Indonesia pada slot itu mengalami deorbit sejak awal tahun 2015.*
MENTERI Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/12/2015) menjelaskan banyak operator mancanegara tengah mengincar slot orbit Indonesia 123 Bujur Timur (BT) karena satelit komunikasi milik Indonesia pada slot itu mengalami deorbit sejak awal tahun 2015.*

JAKARTA, (PRLM).- Banyak operator mancanegara tengah mengincar slot orbit Indonesia 123 Bujur Timur (BT) karena satelit komunikasi milik Indonesia pada slot itu mengalami deorbit sejak awal tahun 2015. Saat ini, hanya delapan negara yang mengoperasikan satelit jenis L-Band itu yaitu UK-Inmarsat, UEA-Thuraya, Japan-MLIT, Egypt-Navisat, US-Light Squared, Russia-RSCC, Australia-Optus, dan Indonesia-ACeS PSN. "Banyak operator di dunia mengincar frekuensi dan slot ini karena ini tadinya dikelola ACeS PSN kemudian bocor bahan bakarnya. Jadi satelitnya deorbit, keluar dari posisinya," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/12/2015). Pemerintah sedang berupaya mempertahankan slot itu. Dia menggambarkan slot yang ada di lintasan angkasa itu seperti tempat parkir. Jika ingin terus mempertahankannya, maka harus diisi. Rudiantara mengatakan pemerintah ingin slot tersebut tetap dimiliki indonesia. "Minggu depan akan ada operator review meeting di London, Inggris yang dihadiri kementerian pertahanan dan perwakilan kementerian komunikasi dan informatika. Saya pertimbangkan akan ada operator juga ikut," kata Rudiantara. Rudiantara menjelaskan, satelit itu sebenarnya sudah terdaftar di International Telecommunication Union (ITU) atas nama Administrasi Telekomunikasi Indonesia. Namun, dia mengatakan kepemilikan itu bisa saja hilang jika tidak diisi. "Kalau kita nggak negosiasikan, bisa diambil orang. Pada akhirnya kita harus punya satelit di sana," katanya. Jika membuat satelit, Rudiantara mengatakan perlu waktu 30 bulan, tidak sampai 3 tahun. Jika memakan waktu sampai 3 tahun, dia mengatakan ada resiko slot orbit itu bisa diambil orang. "Jadi alternatifnya, kita bisa dicari "mobil omprenganlah", sementara mobil kita belum. Jadi masih "dikaroseri", bisa pinjam dulu atau apa," kata Rudiantara. (Arie C. Meliala/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat