kievskiy.org

Belasan WN Taiwan Diamankan, Diduga Jaringan Cyber Crime

WARGA Negara Taiwan diamankan di Mapolres Sleman, Jumat (4/12/2015). Ada 15 Warga Negara Taiwan yang diamankan dari penggrebekan di sebuah rumah di Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Mereka diduga terlibat jaringan cyber crime.*
WARGA Negara Taiwan diamankan di Mapolres Sleman, Jumat (4/12/2015). Ada 15 Warga Negara Taiwan yang diamankan dari penggrebekan di sebuah rumah di Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Mereka diduga terlibat jaringan cyber crime.*

YOGYAKARTA, (PRLM).- Polres Sleman amankan 15 Warga Negara Taiwan yang diduga terlibat jaringan cyber crime. Ditahannya belasan WN Taiwan tersebut setelah dilakukan penggrebekan di sebuah rumah di daerah Umbulmartani, Ngemplak, Kab. Sleman, Yogyakarta, Kamis (3/12/2015) malam. Belasan WNA itu tiba-tiba berhamburan keluar dari lantai dua saat petugas kepolisian datang bermaksud untuk memeriksa. Digrebeknya rumah tersebut setelah polisi mendapat laporan warga bahwa pada selasa malam kemarin ada perempuan tak dikenal keluar lewat jendela rumah tersebut. Kecurigaan warga bertambah karena rumah itu selalu tertutup. Kapolsek Ngemplak Kompol Sudargo mengatakan, pihaknya setelah mendapat laporan tersebut, 30 personel dipimpin kapolsek datang dan bermaksud untuk memeriksa rumah tersebut. Akan tetapi saat pintu rumah diketuk, penghuni di dalamnya berhamburan keluar melalui belakang rumah yang bersebelahan dengan sawah. Bahkan ada diantara mereka lompat dari lantai dua. Akibatnya banyak di antara mereka yang mengalami luka lecet. Saat ini dua belas WNA yang tak bisa berbahasa inggris ataupun indonesia itu diamankan di Mapolres Sleman. Sedangkan, dua WNA menemani harus ke rumah sakit untuk menemani salah seorang temannnya yang terluka parah setelah berusaha melompat dari lantai dua. Kanit Pidana Khusus Reskrim Sleman Ipda Dandung, mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman terkait keberadaan para WNA asal Taiwan itu ke Yogyakarta. Berdasarkan pemeriksaan pasport dan tiket, diketahui mereka datang ke Jakarta Ipda Dandung mengatakan, pihaknya masih mendalami mengapa seluruh warga asing tersebut ketakutan melarikan diri saat polisi datang. Untuk menelusuri kasus tersebut, petugas juga melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) ke lokasi rumah yang ditinggali mereka. Dalam pemeriksaannya, lanjut Ipda Dandung, penyidik mengalami kesulitan karena seluruh WNA hanya berbahasa china dan tak dapat berbicara dengan bahasa Inggris. Bahkan mereka harus menggunakan gerakan tubuh untuk dapat saling berkomunikasi. Dari penggeledahan rumah dua tingkat yang ada di Ngemplak, Sleman, petugas mengamankan ratusan barang elektronik berbagai jenis, simcard yang belum tepakai, dan ratusan lembar uang baik rupiah maupun yuan. Kapolres Sleman, AKBP Faried Zulkarnaen, mengatakan walaupun pemeriksaan terkendala bahasa, namun pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak imigrasi dan Polda Metro Jaya yang pernah menangani kasus serupa. "Ada dugaan mereka adalah sindikat yang berhubungan dengan IT (informasi teknologi) dengan modus yang digunakan adalah mencari korban Taiwan dan memerasnya dari sini. Ada juga modus penipuan online. Tetapi untuk memutuskan ke arah sana, kami akan mendalami kasus ini," ujarnya saat gelar perkara di Mapolres Sleman, Jumat (4/12/2015). Dari keterangan saksi di lokasi kejadian, rumah itu sudah disewa sejak bulan Mei, namun aktivitas di rumah itu dimulai dua bulan lalu.Segala aktivitas yang ada di rumah itu selalu tertutup dan para penghuninya tak pernah bersosialisasi. Berdasarkan informasi sementara yang dapat diperoleh, ada sembilan orang yang sudah dapat diidentifikasi nama dan asalnya. Empat orang dari Taichung City Taiwan, bernama Lai Kuan Ming (26), Chen Jheng Yi (22), Hung Wei Cheng (25), Chen Jhin Peng (31). Tiga orang berasal dari Tainan City yakni Yang Yaru (20), Dong Jhen Yu (23), Chen Jian Syun (21), seorang warga Taiwan city bernama Chai Yi lin, (21) dan seorang lagi berasal dari cina bernama Chen Huoi (25). (Wilujeng Kharisma/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat