kievskiy.org

Batam Baru Bisa Menjual Jasa Industri dan Pariwisata

BATAM, (PR).- Walaupun sudah dikelola sejak lama dan silih berganti status dan terakhir di kelola Bapan Pengusahaan (BP) Batam, kawasan ini baru bisa menghasilkan produk jasa (menjual) dan sebagai daearah pariwisata. Asisten Ekonomi Pembangunan Pemkot Batam Gintoyono mengatakan Batam ini hanya jual jasa industri, dan pariwisata terbesar ketiga setelah Jakarta, Bali, dan tujuan wisata ketiga Batam. "Pada pengembangan awalnya di tahun 1969 dikembangkan oleh Dirut Pertamina, Ibnu Sutowo (Alm), berikutnya diteruskan oleh JB Sumarlin, dan pada tahun 1971 dilanjutkan oleh BJ Habibie sebagai kawasan industri," ujar Gintoyono pada acara press gathering DPR RI ‘Refelksi atas Revisi UU BUMN dan Proyeksi Batam’ di Batam, Kepri. Cita-cita menjadikan Batam sebagai kawasan industri besar masih belum menjadi kenyataan. Masih perlu kerja keras. Areal Batam terdiri dari 300-an pulau dan luarnya mencapai 47 Km2, 400 ribu hektar dan 2/3-nya laut. Dan pulau Batam ini sebagai 'induk' pulau yang terbesar dari 300 pulau tersebut. Pada tahun 1999 diserahkan ke Batam sebagai kawasan industri baru, yang sebelumnya dipusatkan di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. "Tahun 1983 berdiri kota administratif baru, tapi hanya mengurusi administrasi kependudukan. Selanjutnya menjadi kawasan industri khusus (KIK) sejalan dengan free trade zon (kawasan bebas industri) dan sampai kini akan terus dipotimalkan. Hanya saja selalu terbentur dengan kurngnya SDM dan keuangan," tutur Gintoyono. Namun, lanjut Gintoyono, Batam terus mengalami peningkatan. Selama ini mendapat bantuan Rp 400 miliar per tahun, tapi hanya habis untuk operasional dan gaji pegawai. “Jadi, tata ruang BBK (Batam-Bintan-Karimun) yang dijalankan melalui Keppres itu masih terus berjalan. Namun, butuh SDM dan investasi yang juga besar, agar bisa mengejar ketertinggalan dari Singapura,” pungkasnya. Sementara Ketua DPR RI Ade Komaruddin menegaskan kawasan Batam oleh Presiden Soeharto dan BJ. Habibie saat memerintah bertujuan sebagai daerah industri yang bisa mengejar dan menyamai perkembangan industri dan pemberin jasa menyaingi Singapura. Karena itu langsung dibangun bandara internasional Hang Nadim Batam. Tapi, sejak reformasi 1998, Batam kurang mendapat perhatian pemerintah pusat, dan tidak lagi menjadi isu sentral kawasan industru untuk mengejar Singapura. Karena itu Batam kini harus kembali menjadi kawasan industri yang maju, dengan mengerjakan industri dan pembangunan ekonomi yang tidak bisa dikerjakan oleh Singapura. “Komisi VI DPR RI yang menangani BUMN harus memberikan masukan. Demikian juga pers, agar Batam sebagai kawasan industri ini benar-benar bisa mengejar Singapura,” tegas Akom.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat