kievskiy.org

Hari Libur Nasional 1 Juni Belum Berlaku Tahun Ini

STAF Khusus Presiden Johan Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2016.*
STAF Khusus Presiden Johan Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2016.*

JAKARTA, (PR).- Besok, Rabu, 1 Juni 2016 dipastikan bukan sebagai hari libur. Soalnya, keputusan apakah 1 Juni dijadikan sebagai Hari Lahir Pancasila dan apakah dijadikan sebagai hari libur nasional baru diputuskan besok. Jika diresmikan sebagai Hari Lahir Pancasila dan dijadikan hari libur nasional, maka libur itu baru berlaku tahu depan. Soal kepastian ini, Presiden RI Joko Widodo rencananya akan mengumumkan langsung di Kota Bandung, besok. "Penentuan 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila atau Hari Kesaktian Pancasila itu diputuskan besok melalui keputusan presiden (keppres). Soal, apakah 1 Juni itu libur atau tidak, sebagai hari libur nasional ataukah tidak, saya masih belum dapat informasi," kata Staf Khusus Presiden Johan Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 31 Mein 2016. Johan menjelaskan, keppres itu memang sudah dibahas oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang melibatkan Kepala Polri Badrodin Haiti, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), dll. "Kebetulan saya pernah ikut juga salah satu rapat pernah ikut dipimpin Pak Pratikno. Prosesnya sudah ke belakang ya. Besok itu diputuskan. Saya belum dapat kabar terakhir apakah putusannya hari lahir atau kesaktian atau libur," kata Johan. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna secara pribadi berpendapat, peringatan 1 Juni 1945 sebagai hari lahir pancasila dan setiap 1 Juni dijadikan hari libur nasional sudah tepat. Bahkan menurutnya, peraturan atas hal itu seharusnya sejak lama ditetapkan. Dia mengatakan bangsa Indonesia meliburkan hari-hari tertentu lainnya tetapi sampai saat ini belum meliburkan hari yang berkaitan dengan dasar negara. "It's long overdue, seharusnya dari dulu, kita sangat mendukung ya (kalau aturannya ada). Karena bagaimana pun tidak dapat dinafikan sejak pidato presiden, sejak pidato Bung Karno, di situlah ide karena pertanyaan pimpinan sidang, Dr. Radjiman Wedyodiningrat, kalau negara kita mau merdeka apalah dasarnya? Yamin pidato, Sutomo pidato, Bung Karno pidato, lahirlah," kata Yasonna. Menurut Yasonna, jika membaca pidato Bung Karno, pidato itu sangat sistematis, terstruktur dan betul-betul membahas dasar negara. Yasonna juga mengatakan ada proses yang berkembang termasuk 22 Juni 1945 saat Piagam Jakarta lahir, dan seterusnya. "Jadi itu semua dalam satu rangkaian, satu rangkaian tapi lahirnya pancasila di pidato 1 Juni 1945. Finalnya, menjadi satu format konstitusi melalui satu proses. Itu sangat jelas, jadi saya secara pribadi sangat menghargai itu, menghormati itu," katanya. Mantan anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ini juga berpendapat peringatan hari yang menyangkut ideologi negara sudah sewajarnya dihargai. Dengan diperingati sekaligus diliburkan, menurut Yasonna, hal itu menunjukkan bangsa Indonesia mengingat punya ideologi yang mengikat warga sebagai anak-anak bangsa yang memiliki dasar negara, Pancasila. "Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat