kievskiy.org

Menkes: Dokter Harus Dipaksa Buka Praktik di Daerah

DUA dokter muda dari Clination Indonesia memeriksa tekanan darah warga di kantor Desa Pangeureunan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Sabtu 14 Mei 2016. Desa tersebut kurang terjangkau oleh pelayanan kesehatan.*
DUA dokter muda dari Clination Indonesia memeriksa tekanan darah warga di kantor Desa Pangeureunan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Sabtu 14 Mei 2016. Desa tersebut kurang terjangkau oleh pelayanan kesehatan.*

JAKARTA, (PR).- Terjadi ketimpangan antara jumlah dokter di perkotaan besar dan di daerah. Menteri Kesehatan Nila Farid Moelek mengusulkan adanya Instruksi Presiden yang bisa memaksa para dokter membuka praktik di daerah. Hal tersebut dia sampaikan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI, Rabu 1 Juni 2016. Dia mengusulkan agar Inpres tersebut bisa membuat para dokter membuka praktik di daerah antara 1 sampai 2 tahun. Selama ini ada program tugas belajar yang mengharuskan para dokter membuka praktik di daerah setelah dinyatakan lulus dari tempatnya kuliah. Bila dokter tersebut tidak tinggal selama rentang waktu yang ditentukan, akan terkena denda. Akan tetapi, ujarnya, banyak dokter tersebut yang membayar denda dengan mudah. Oleh sebab itu, dia berpendapat, aturan tersebut harus bisa lebih diperkeras. "Mungkin orang Indonesia harus lebih dikeraskan. Bila dikenai denda, dengan mudah bisa membayar. Mungkin sekarang surat izin praktiknya ditahan," tuturnya. Dia juga memberikan contoh jumlah dokter di Jakarta yang dinilainya sudah sangat banyak. Dia kemudian mengajukan usul agar khusus untuk Jakarta, penerimaan dokter ditutup terlebih dahulu agar para dokter baru bisa membuka praktik di daerah. Dia mengatakan, ketimpangan distribusi dokter antara kota besar dan daerah bukan terjadi di Indonesia saja. Di negara lain pun kasus seperti itu terjadi. Dia mencontohkan kasus di Brazil. Para dokter di sana banyak yang enggan membuka praktik di daerah. Kementerian Kesehatan Brazil, kata dia, sampai mengancam mengimpor 1.000 dokter dari Kuba karena hal tersebut. "Masalah distribusi dokter ini harus dipikirkan. Saya tidak tahu, ada apa dengan pendidikan kita. Apakah kita harus memikirkan kembali inpres yang dengan itu para dokter dikirim kembali ke daerah untuk satu-dua tahun? Ini harus dipikirkan," tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat