kievskiy.org

Penjemput Zakat, Mudahkan Masyarakat Berbuat Kebaikan

JAKARTA, (PR).- Semangat kedermawanan dan aktivitas kebaikan masyarakat Indonesia memuncak di bulan Ramadan. Ini tidak terlepas dari pahala dan berkah yang dijanjikan berlipat di bulan suci tersebut. Tidak heran bila Ramadan adalah peak season (masa panen) bertebarnya kedermawanan dan kebajikan masyarakat Indonesia. Memuncaknya kedermawanan masyarakat Indonesia selama Ramadan, khususnya di Ibu Kota menjadi cerita tersendiri bagi tim penjemput zakat di lembaga amil zakat. Hal ini seperti yang dialami oleh Muhammad Yatim (36), amil yang bertugas sebagai penjemput zakat di Dompet Dhuafa. Bagi Yatim, slogan petugas pemadam kebakaran berbunyi “Pantang pulang sebelum api padam” memiliki semangat yang sama dengan aktivitas pekerjaannya di Dompet Dhuafa. Sebagai tim penjemput zakat, Yatim bertekad untuk tidak pulang kantor bila zakat dari donatur belum berhasil ia jemput. “Alhamdulillah, selama ini donasi yang minta dijemput dari donatur selalu terpenuhi,” kata Yatim saat ditemui di Dompet Dhuafa di bilangan Tangerang Selatan, Rabu 29 Juni 2016. Pria berkacamata ini menuturkan, setiap harinya rata-rata ia merespon dua permintaan penjemputan zakat. Namun di bulan Ramadhan ini, permintaan penjemputan bisa berkali-kali lipat. Tidak heran bila Yatim memiliki tim saat Ramadhan agar mengakomodasi semua permintaan. Setelah menerima permintaan penjemputan dari call center, SMS, BBM, maupun telepon langsung, Yatim pun bergegas. Ia dan timnya kemudian berbagi tugas. “Saya catat baik-baik alamat lengkapnya. Harus sampai detail mulai dari nama lengkap donatur, nomor rumah, gang apa, RT, RWnya, kalo di kantor lantai berapa, dan seterusnya,” jelas ayah tiga anak ini. Urusan alamat memang penting dalam penjemputan zakat. Semakin lengkap alamat, semakin memudahkan Yatim bertemu donatur. Namun, pria kelahiran Bekasi, 17 September 1979 ini pun beberapa kali sempat salah alamat lantaran informasi yang kurang lengkap. Ia pun menghabiskan waktu yang cukup lama hingga akhirnya menemukan alamat yang sebenarnya. Setiap pekerjaan memang memiliki tantangan tersendiri. Begitu pula dengan penjemput zakat. Pengalaman terjatuh dari motor lantaran kelelahan pun beberapa kali ia alami. Beruntung, ia hanya mengalami luka kecil. Menurut Yatim, menjadi seorang penjemput zakat harus memiliki stamina yang fit. “Karena pakai motor, stamina yang fit dan konsentrasi itu harus. Apalagi kalau saat jalan cuacanya ekstrem seperti hujan besar,” ujar Yatim yang telah menjadi tim penjemput zakat sejak 2010 ini. Meski harus siap siaga tujuh hari dalam sepekan, 24 jam sehari, dan menjemput zakat di wilayah Jabodetabek, Yatim merasa enjoy. Pasalnya, aktivitas jemput zakat sarat silaturahmi yang amat disukainya. Dengan aktivitasnya tersebut, ia bisa bertemu berbagai macam latar belakang dan karakter donatur. Ia menuturkan, para donatur jemput zakat umumnya adalah eksekutif dan pengusaha muda yang memiliki kesibukan padat. Selain itu, alasan mayoritas para donatur menggunakan layanan jemput zakat lantaran ingin berakad dan mendapatkan doa secara langsung. Lantas, berapa “rekor” tertinggi jumlah donasi yang pernah Yatim jemput sejauh ini? “Sebesar 230 juta rupiah. Itu zakat pasangan suami-istri pengusaha,” jawabnya tersenyum.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat