kievskiy.org

Cegah Stunting, Kemkominfo Sosialisasikan Anti Nikah Dini

Acara Kepoin Genbest “Remaja Masa Kini, Anti Nikah Dini” yang diselenggarakan secara hybrid dari Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Acara Kepoin Genbest “Remaja Masa Kini, Anti Nikah Dini” yang diselenggarakan secara hybrid dari Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. /Dok. Kominfo

PIKIRAN RAKYAT – Angka Prevalensi Stunting Nasional di Indonesia pada tahun 2019 masih berada di angka 27,7%. Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo telah menargetkan angka prevalensi stunting di Indonesia bisa turun ke angka 14% di tahun 2024 atau di bawah batas angka prevalensi stunting yang ditetapkan WHO yakni sebesar 20%.

Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kemkominfo, Dr. Wiryanta, MA. PhD., mengatakan, penurunan angka prevalensi stunting menjadi fokus konsentrasi Pemerintah guna menyambut bonus demografi dan Indonesia Emas di tahun 2045. Hal tersebut disampaikan dalam acara Kepoin Genbest “Remaja Masa Kini, Anti Nikah Dini” yang diselenggarakan secara hybrid dari Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Wiryanta menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan sosialisasi pencegahan kepada remaja, sebagai calon orang tua yang akan melahirkan generasi bangsa. Acara Kepoin Genbest menggandeng BKKBN, sebagai Leading Sector dalam upaya penurunan angka prevalensi stunting.

Leading Sector angka prevalensi stunting ada di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dan Kominfo hadir sebagai Koordinator Kampanye Pencegahan Stunting,” ujarnya.

Baca Juga: Viral Curhat Pegawai Swalayan Kerja Sebulan Cuma Digaji Rp386.000, Beberkan Potongan Tak Masuk Akal

Ia pun menambahkan, ditengah pandemi Covid-19 penurunan angka prevalensi stunting sedikit terhambat, namun upaya penurunan angka prevalensi stunting berprinsip pada gotong royong, sehingga dikerjakan secara bersama dengan berbagai pihak di luar sektor kesehatan, salah satunya masyarakat dan remaja yang memiliki peran penting untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat guna mencegah terjadinya stunting.

Eka Sulistia Ediningsih selaku Anggota Tim KIE Bangga Kencana BKKBN,  menuturkan, pencegahan stunting sangat penting dilakukan untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia di tahun 2045.

“Calon pemimpin bangsa ini harus generasi emas yang sehat dan produktif. Oleh karena itu pencegahan stunting harus dimulai dari calon pengantin, bukan hanya mereka yang sudah mendaftar di KUA, tetapi juga remaja,” tutur Eka Sulistia Ediningsih.

Ia mengatakan, salah satu faktor tingginya angka prevalensi stunting di Indonesia juga disebabkan oleh pernikahan dini. “Pernikahan dini menyumbang angka prevalensi stunting hingga 55%,” tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat