kievskiy.org

Walau Banyak Tantangan, Pers Kampus Harus Tetap Berjalan

Ilustrasi.
Ilustrasi. /PIXABAY/SwadhinManov

PIKIRAN RAKYAT - Pers kampus harus tetap berjalan. Apapun kondisinya, bagaimanapun besarnya kendala dan tantangan yang menghadang, pers kampus harus tetap ada. Diketahui, kehidupan pers kampus (persma) dewasa ini cukup perih dan banyak tantangan, baik sebelum dan di masa pandemi Covid-19.

Para mahasiswa yang bergelut di bidang jurnalistik tak mau menyerah dengan kondisi pandemi. Berbagai upaya dilakukan agar kegiatan terus berjalan. Kerja jurnalistik menyajikan berita akurat tak berhenti. Di sisi lain, beragam event juga tetap digelar secara virtual.

Liputan ke lapangan menjadi kesempatan langka bagi mereka yang bergabung di pers mahasiswa. Dengan segala daya upaya, jurnalis mahasiswa tetap melihat peristiwa secara langsung sehingga bisa melaporkannya menjadi berita secara lengkap.

Demikian benang merah kesimpulan dari diskusi Forum PWI Jaya Series, "Tantangan Pers Kampus Bertahan di Tengah Kepayahan Pandemi Covid-19 dan Disrupsi Media Sosial", Selasa, 28 September 2021. Diskusi dilaksanakan secara hybrid, sebagian melalui zoom, sementara para pemateri dan sejumlah peserta hadir di Sekretariat PWI Jaya.

Baca Juga: Ratapi Kondisi Tukul Arwana di ICU, 'Kekasih' sang Pelawak: Mas yang Paling Aku Sayangi...

Diskusi dipandu Elly Simanjuntak, jurnalis senior yang juga praktisi media, menghadirkan pemateri Dr Geofakta Razali, Public Relations, Marcom Specialist, pengajar & pengamat komunikasi milenial, serta Trisna Prandawa Putra, News Section Head Binus (Pengelola Pers Kampus), dan Algooth Putranto, Alumnus Persma Akademika Universitas Udayana, juga pengamat dan praktisi media.

Algooth Putranto menyajikan makalah, "Pers Kampus Masihkah Menyalak". Sementara, Trisna Prandawa Putra memampangkan pers kampus Binus. Geofakta Radjali mempresentasikan "Pandemic Campus Journalism, and Social Media Press Disruption".

Algooth mengatakan, persma seharusnya menjadi pilar media demokrasi. Kemajuan teknologi, yang mengakibatkan disrupsi digital, ditingkahi melesatnya media sosial, menjadikan persma semakin "megap-megap".

Baca Juga: Bambang Soesatyo: Melindungi Pers, Melindungi Demokrasi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat