kievskiy.org

Bahasa Arab tidak Terjemahkan Pizza Hut Jadi Fitsa Hats

NAMA restoran makanan khas Italia dari Amerika, Pizza Hut jadi buah bibir masyarakat pengguna internet, sejak Selasa, 3 Januari 2017. Namun, bukan nama asli waralaba internasional itu yang booming, melainkan plesetannya "Fitsa Hats".

Trending topic media sosial Twitter pun masih mencatat tagar #fitsahats sebagai yang paling dibicarakan hingga Rabu, 4 Juli 2017. Apa pasal?

Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama yang 'membocorkannya'. Dalam wawancara bersama para awak media, Ahok menyebutkan saksi perdana di sidangnya Novel Chaidir Hasan atau Habib Novel memalsukan tempat kerjanya. Novel menyamarkan kantornya Pizza Hut jadi Fitsa Hats. Ahok menyindir bahwa penyamaran itu lantaran malu punya pemimpin berbeda iman di kantornya, sedangkan ia jadi saksi pelapor kasus penistaan agama.

Netizen juga punya tebakan sendiri, kenapa Habib Novel menyebut nama perusahaannya jadi Fitsa Hats. Apakah karena Novel ke-Arab-araban lantas ejaannya jadi demikian?

Padahal, berdasarkan penelusuran PR, di negara yang menggunakan Bahasa Arab, ejaannya pun bukan Fitsa Hats. Dalam huruf hijaiyah, tidak ada huruf P, sehingga dipilih huruf ba' untuk menggantinya. Meskipun memiliki huruf fa', orang Arab tidak memilihnya untuk awalan kata tersebut. 

Huruf ba' yang dipadankan dengan ya' setelahnya menyebabkan ba' dibaca kasrah (bi'). Setelah ba' dan ya', dipadankan huruf zai bukan tsa'. Sehingga dibaca Biza. Kemudian huruf Ha' dan ta' yang dibaca Hat. Bukan Fitsa Hats.

Seperti yang diperoleh dari Cubuma.com, flyer Pizza Hut di Mesir menampilkan menu-menu dengan kata "Biza" bukan Fitsa Hats seperti yang dieja Habib Novel.

Untuk diketahui, Pizza Hut juga punya nama lain di negara lain. Seperti di Tiongkok menjadi  Bìshèng Kè. Di Dallas, lebih dikenal dengan restoran Pasta Hut.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat