MENTERI Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan kuliah umum dengan tema Prioritas Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Indonesia, pada Studium Generale KU 4078, di Aula Barat ITB, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Jumat, 3 Februari 2017. Susi mengutarakan banyak permasalahan pada kuliah umumnya, salah satunya yaitu persoalan menurunnya jumlah rumah tangga nelayan dan eksportir ikan yang gulung tikar selama sepuluh tahun terakhir akibat adanya peraturan pemerintah yang membolehkan kapal asing menangkap ikan di perairan Indonesia secara legal.*
BANDUNG, (PR).- Akademisi harus ikut berperan aktif dan terlibat dalam berbagai kebijakan terkait perikanan dan kelautan. Seperti membuat studi analisis yang bermanfaat bagi pengembangan perikanan dan kelautan Indonesia.
Hal tersebut diutarakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saat memberikan kuliah umum di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat, 3 Februari 2017, seperti dilansir dari Kantor Berita Antara. "Saya persilakan peneliti-peneliti ITB melakukan riset di pusat riset maritim, di Pangandaran. Saya minta akademisi harus bisa membuat studi analitis yang bermanfaat bagi bidang perikanan dan kelautan kita," katanya.
Salah satu peran akademisi, menurut dia, adalah mengkaji kebijakan reklamasi di Indonesia. "Reklamasi tidak tabu, dibolehkan tapi akademisi harus dilibatkan, ada rekomendasi teknik. Di sini sangat penting akademisi yang memiliki integritas dan akuntabilitas yang tidak bisa dibeli untuk melegalkan hal yang salah," ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan, kebijakan perikanan dan kelautan yang harus dikawal oleh semua pihak adalah perpres nomor 44 tahun 2016 tentang perikanan tangkap. "Akademisi harus menjaga Perpres 44/2016, saya takut ini direvisi. Harus dijaga oleh semua ilmuan, tokoh nasional jangan sampai perikanan dikasihkan ke pihak asing," kata dia.
Susi juga menjelaskan tentang permasalahan kelautan dan perikanan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya yakni pengambilan sumber daya alam berupa ikan laut oleh negara lain baik secara resmi ataupun ilegal.
Hal tersebut, kata dia, menyebabkan kesejahteraan nelayan Indonesia berkurang dan akibatnya banyak nelayan yang beralih profesi padahal hasil ikan di Indonesia sangat melimpah.
"Yang menjadi persoalan perikanan terbesar kita rumah tangga nelayan turun dari menjadi hanya 800 ribu kepala keluarga saja dari 1,6 juta keluarga keluarga dan itu hasil sensus sepuluh tahun terakhir," ujarnya. ***
Terkini Lainnya
Tags
Artikel Pilihan
Terkini
Polling Pikiran Rakyat
Terpopuler
Profil Dewi Paramita, Mantan Kekasih Ibrahim Risyad Sebelum Menikah dengan Salshabilla Adriani
Gempa Magnitudo 4,6 Guncang Batang Jawa Tengah Sore Ini
Prediksi Skor Argentina vs Kanada di Copa America 10 Juli 2024: Kondisi Tim, Head to Head, dan Susunan Pemain
Prediksi Skor Spanyol vs Prancis Euro 10 Juli 2024: Statistik, Head to Head, Susunan Pemain
Ibrahim Risyad Diduga Cinlok dengan Salshabilla Adriani Saat Masih Pacaran dengan Dewi Paramita
Perjalanan Cinta Ibrahim Risyad dan Salshabilla Adriani, Dikabarkan Menikah Hari Ini 7 Juli 2024
Pegi Setiawan Dibebaskan Hari Ini, Hakim: Status Tersangkanya Tidak Sah
Jawaban Polri Setelah Pegi Setiawan Dinyatakan Bebas dan Gugur sebagai Tersangka Kasus Vina Cirebon
11 Program Pemerintah Pakai Singkatan Nyeleneh: Siska Ku Intip, Mas Dedi Memang Jantan, dan Jebol Ya Mas
Indonesia Diguncang Gempa 8 Kali Hari Ini 7 Juli 2024, Paling Kencang di Batang Jateng
Kabar Daerah
Jadwal Samsat Keliling Kabupaten Bandung Barat Hari Ini Selasa, 9 Juli 2024 Ada di Tiga Lokasi
Jadwal SIM Keliling Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) Hari Ini Selasa 9 Juli 2024
Jadwal Samsat Keliling Kabupaten Cianjur Hari Ini Selasa, 9 Juli 2024 Ada di Tiga Lokasi
Prakiraan Cuaca Tangerang Raya Selasa 9 Juli 2024: Siang Hujan Ringan Sementara Malam Hujan Sedang
Kampung Pecinan, Wisata Kuliner Malam Unik di Kota Mojokerto yang Menggoda Selera
Pikiran Rakyat Media Network
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022