kievskiy.org

PKS Tetapkan 2018 Menjadi Tahun Ekspansi

PRESIDEN Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Senin, 6 Maret 2017. PKS mencanangkan 2018 sebagai tahun ekspansi partai.*
PRESIDEN Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Senin, 6 Maret 2017. PKS mencanangkan 2018 sebagai tahun ekspansi partai.*

‎DEPOK, (PR).- Partai Keadilan Sejahtera menjadikan 2018 sebagai tahun ekspansi guna meraup dan memperluas dukungan masyarakat. Kader-kader partai pun siap menjadi pemimpin dan pelayan masyarakat. "Insya Allah tahun depan adalah tahun ekspansi. Insya Allah, berikutnya bisa meluaskan khidmat kita kepada konstituen - konstituen yang lain," kata Presiden PKS Sohibul Iman saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS dengan tema Kokoh Berkhidmat Untuk Rakyat di Hotel Bumi Wiyata, Senin 6 Maret 2017. Untuk mencapai ekspansi, tutur Sohibul, PKS menetapkan 2017 sebagai tahun pengokohan partai. ‎ "Kalau kemarin kegiatan-kegiatan kita banyak berorientasi internal, maka di tahun pengokohan program kita lebih menititik beratkan pada pelayananan masyarakat, pada eksternal," ujarnya. Kerja - kerja kader partai, lanjut Sohibul, sudah mulai terlihat. "Dengan kerja-kerja kita kemarin, banyak masyarakat mau memberikan kepercayaan, mandatnya kepada kader kita, baik di legislatif dan eksekutif," tutur Sohibul. Meskipun terkadang tak mengusung kadernya sendiri, mesin politik PKS terbukti diakui kemampuannya dalam menggalang pemilih di perhelatan Pilkada. "Pada 2017, di mana DKI (Jakarta) belum kita masukan dalam hitungan, kita dari 94 Pilkada, kita bisa memenangkan 52 Pilkada," ucapnya. Kemenangan diraih bukan hanya saat PKS mengusung calon dari kader sendiri. Namun, saat PKS bergabung dengan partai lain mendukung calon bersama. Kinerja PKS dalam mendukung atau mengusung calon tak perlu diragukan. Sohibul mengibaratkan, partai yang dipimpinnya menerapkan gaya bermain total football dalam sepakbola. Dengan gaya tersebut, setiap kader di berbagai lini turut bahu membahu dalam suksesi Pilkada. Tahun 2018 diharapkan menjadi momen PKS memetik hasil dari pengokohan partai yang telah dilakukan. Untuk itu, Sohibul meminta para kader partai yang menjadi pejabat publik menunaikan amanah dan kepercayaan masyarakat. "Mari kita tunai sebaik-baiknya," katanya. Selain meminta tunaikan janji politik, Sohibul menekankan kader agar melakukan pemberdayaan dan advokasi bagi masyarakat. "Di aspek pemberdayaan, saya kira kita sudah banyak bergerak, kita jangan segan belajar (dari yang) lain," tuturnya. Begitu pula dalam aspek advokasi atau pendampingan masyarakat. Advokasi akan menjadi koreksi bagi kebijakan pemerintah.‎ "Dan kebetulan, posisi kita di luar pemeritahan, maka fungsi advokasi kita harus tingkatkan. Kalau ada kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada masyarakat, mari kita koreksi, mari kita berikan alternatif," kata Sohibul. PKS, tuturnya, mesti melakukan advokasi bila terjadi diskriminasi hukum terhadap masyarakat atau ulama. "Hari ini saya kira banyak kebijakan pemerintah yang harus dikoreksi," ucapnya. Tak hanya penegakkan hukum, Sohibul menyoroti ketimpang ekonomi masyarakat. "Kita melihat ketimpangan ekonomi bisa dikatakan darurat, dari ketimpangan pendapatan hampir 0,4 (persen), dan ketimpangan akses lahan mencapai 0,7 persen. Ini angka yang mengerikan, kalau tidak bisa teratasi bisa sangat berbahaya terlebih ini terjadi di Indonesia," kata Sohibul. Ketimpangan Indonesia, lanjutnya, memiliki ciri khas yakni adanya kelompok masyarakat super kaya dan super miskin. Sohibul mendasari pernyataan itu dari hasil diskusinya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sohibul mengungkapkan, rencana menggelar dialog dengan kelompok masyarakat kaya yang disebutnya berbeda keyakinan. Sementara itu, Wali Kota Depok M Idris Abdul Shomad mengapresiasi berlangsungnya Rakornas PKS di Kota Depok. Idris tak lupa membeberkan posisi Depok sebagai penyangga Ibu Kota Jakarta di depan peserta Rakornas. Menurutnya, berkurangnya penduduk Jakarta disebabkan perpindahan sejumlah warganya yang memilih bermukim di Depok.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat