PIKIRAN RAKYAT - Aksi kekerasan yang dilakukan oknum kepolisian dalam menangani massa aksi terus terjadi. Hal ini menjadi pekerjaan yang belum bisa diselesaikan oleh Polri hingga hari ini.
Cara-cara kekerasan kerap kali digunakan untuk mengamankan demonstran yang dianggap membuat kericuhan. Hal ini pun menuai banyak kecaman.
Yang terbaru, aksi kekerasan dilakukan oknum polisi di Tangerang. Sang oknum terekam jelas membanting seorang mahasiswa hingga terkapar. Dalam video yang beredar memperlihatkan, mahasiswa yang dibanting sampai kejang-kejang imbas bantingan oknum tersebut.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso menilai, kekerasan yang kerap dilakukan aparat lantaran masih minimnya pengalaman dan mental yang belum terbentuk.
Menurutnya, banyak aparat yang dikerahkan berusia muda dan belum utuh untuk memahami aturan dalam penganan aksi demonstrasi.
"Karena mereka masih muda pemahaman mereka terhadap Protap Nomor 1 tentang cara mengatasi unjuk rasa anarkis, kemudian Perkap tentang penggunaan kekuatan senjata itu mereka enggak pahami prosedurnya," kata Teguh kepada Pikiran-Rakyat.com, Kamis, 14 Oktober 2021.
Teguh menyampaikan bahwa pengamanan aksi unjuk rasa tidak cukup dengan mengerahkan anggota yang banyak.
Namun harus ada pemahaman dan mental yang cukup bagi anggota kepolisian untuk mengendalikan diri dari aksi massa.