kievskiy.org

Kenapa Garuda Pancasila Menoleh ke Kanan?

BERBICARA eksistensi suatu kelompok, lambang menjadi hal penting sebagai ba­gian dari identitas. Bagi negara bernama Indonesia, lambang negara yang dimaksud adalah Garuda Pancasila. Penetapan lambang negara ini merupakan proses panjang dari sejarah perjalanan bangsa sekaligus serapan aspirasi para pendiri bangsa.

Adalah Sultan Hamid II yang berada di balik terciptanya gambar lambang negara Garuda Pancasila. Pria bernama lengkap Syarif Abdul Hamid Alkadrie ini adalah putra sulung Sultan Pontianak ke-6, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Pembuatan rancangan lambang negara merupakan lanjutan atas pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949.

Sultan Hamid II yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Negara Zonder Portofolio mendapat tugas dari Presiden Soe­kar­no untuk merencanakan, merancang, dan merumuskan gambar lambang negara. Lalu, 10 Januari 1950, dibentuk susunan tim perumus yaitu Panitia Lencana Negara. 

Posisi koordinator dijabat Sultan Hamid II dengan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua dan anggotanya ialah Ki Hajar Dewantara, MA Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan RM Ngabehi Poerba­tjaraka. Tugas inti tim ini menyeleksi rancangan lambang negara lalu diajukan ke­pada pemerintah.

Awalnya, perancangan lambang negara yang disayembarakan memunculkan dua desain utama yaitu karya Sultan Hamid II dan karya Muhammad Yamin. Atas sejumlah pertimbangan, dipilihlah karya Sultan Hamid II. Itu pun tak langsung diterima. Terjadi diskusi alot antara perancang karya bersama dan Soekarno serta M Hatta.

Fakta tentang Garuda Pancasila

1. Garuda adalah sosok mitologi kuno sebagai kendaraan Wishnu. Sosok ini dianggap tepat mewakil harapan bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan kuat.
2. Desain awal, Garuda mencengkeram pita warna merah putih lalu diubah jadi pita putih bertuliskan ”Bhinneka Tunggal Ika”. 
3. Semula, badan garuda menyerupai ta­ngan dan bahu manusia. 
4. Garuda menoleh ke kanan sebagai simbol kebaikan. Paruh, sayap, ekor, dan cakar meng­gambarkan kekuatan. 
5. Warna keemasan pada Garuda menunjukkan keagungan dan kejayaan.
6. Jumlah bulu yang pada lambang negara menjadi penanda tanggal penting bagi sejarah Indonesia, yaitu 17 Agustus 1945 (17 helai bulu pada setiap sayap, 8 helai bulu pada ekor, 19 helai bulu di pangkal ekor, dan 45 helai bulu di bagian leher).
7. Di tengah ada tameng atau perisai. Melambang­kan perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri. Di tengah perisai ada garis hitam mewakili garis khatulistiwa sebagai penanda lokasi geografis Indonesia.
8. Perisai terbagi menjadi lima ruang, diisi gambar lima dasar negara yaitu Pancasila. Terdiri atas bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, serta padi dan kapas.
9. Pada bagian bawah, cakar garuda mencengkeram pita putih bertuliskan ”Bhinneka Tunggal Ika” berwarna hitam. Ini dimaknai sebagai iktikad untuk tetap menjadi satu kesatuan meskipun Indonesia pu­nya banyak keragaman budaya, ras, bahasa, agama, dan kepercayaan.
10. Garuda resmi dipakai sebagai lambang negara pada tanggal 11 Februari 1950 pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Seri­kat. Lalu, dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958 tentang Penggunaan Lambang Negara.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat