kievskiy.org

Sempat Mangkrak, Pelabuhan Tanju Adikarto Bakal Dilanjutkan

PELABUHAN Tanjung Adikarto, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, beberapa waktu  lalu.  DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut aset Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo senilai Rp 450 miliar mengalami rusak berat karena mangkrak bertahun-tahun.*
PELABUHAN Tanjung Adikarto, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut aset Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo senilai Rp 450 miliar mengalami rusak berat karena mangkrak bertahun-tahun.*

YOGYAKARTA, (PR).- Pembangunan Pelabuhan tanjung adikarto akan kembali dilanjutkan setelah sebelumnya terhenti. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah memberikan lampu hijau.

Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta Suwarman Partosuwiryo mengatakan pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulon Progo akan dilanjutkan kembali oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak Yogyakarta pada 2018.

"Sudah ada lampu hijau dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang selanjutnya menunjuk Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) Yogyakarta untuk melanjutkan pengerjaan pembangunan pelabuhan itu," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Suwarman Partosuwiryo di Yogyakarta, Kamis 10 Agustus 2017.

Menurut Suwarman, pengerjaan fisik Pelabuhan Tanjung Adikarto di Pesisir Desa Karangwuni, Wates, Kulon Progo yang telah dimulai sejak 2004 itu masih dihentikan karena mengalami perubahan desain, khususnya untuk pembangunan pemecah ombak (break water). Menurut dia, secara keseluruhan pembangunan pelabuhan itu telah mencapai 70 persen untuk bisa dioperasikan.

"Pelabuhan itu sampai sekarang belum bisa dioperasikan secara optimal karena `break water`-nya belum selesai. Sedangkan untuk keseluruhan bangunan fisik pelabuhan lainnya sudah selesai," ujarnya.

Oleh sebab itu, Suwarman mengatakan pembangunan pelabuhan yang akan diproyeksikan menjadi kawasan industri perikanan terpadu itu akan difokuskan untuk melanjutkan pembangunan pemecah ombak dengan desain yang baru yang anggarannya diperkirakan mencapai Rp420 miliar.

"Kemungkinan akan menggunakan skema anggaran `multiyears` 2018 dan 2019," tuturnya.

Pemecah Ombak

Menurut Suwarman, desain baru hasil kajian sekitar 26 tenaga ahli merekomendasikan perpanjangan konstruksi pemecah ombak. Untuk pemecah ombak sisi sebelah timur yang telah terealisasi 220 meter, akan diperpanjang menjadi 390 meter, sedangkan untuk sebelah barat, yang sebelumnya terealisasi 225 meter akan diperpanjang hingga 350 meter menggunakan bahan "geotube" dengan dilapisi tetrapod seberat 20 ton.

"Tanpa menambah panjang pemecah ombak gelombang laut masih bisa masuk. Sehingga membawa pasir dan menimbulkan sedimentasi atau pendangkalan di sepanjang alur pelabuhan. Dengan demikian kapal besar tidak akan bisa masuk," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat