kievskiy.org

Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia pada 2045

YOGYAKARTA, (PR).- Indonesia ditargetkan menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Meski tidak mudah, namun target tersebut sangat masuk akal dan terukur karena Indonesia punya modal yang dibutuhkan sebagai negara agraris. 

Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Justan Riduan Siahaan mengatakan, saat ini Indonesia telah mampu mengembangkan pangan berkelanjutan dengan menduduki peringkat 21 dunia di atas Mesir, India dan Arab Saudi. Selain itu berhasil mengatasi kehilangan makanan (food lost) serta mampu memenuhi aspek nutrisi.

“Apalagi Indonesia telah mampu swasembada beras, jagung dan bawang merah. Kinerja bagus di sektor pertanian tersebut menjadi modalitas untuk optimis mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia tahun 2045," ucap Justan dalam acara Pembinan Integritas Program dan Layanan Pertanian (Protani) bertema 'Petani Mulia Pro Pangan Dunia' di The Sahid Rich Jogja Hotel belum lama ini.

Menurut Siahaan, untuk mewujudkan target lumbung pangan dunia, diperlukan peran aktif dari seluruh pihak terutama para penyuluh pertanian, lulusan dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STTP). Peran para penyuluh pertanian sangat strategis dalam memberdayakan petani dengan melakukan penyuluhan teknologi, penanganan hama, pengenalan varietas unggul baru serta mencari jalan keluar kesulitan-kesulitan yang dihadapi petani.

"Para penyuluh ini menjadi inisiator, fasilitator, motivator sekaligus penghubung dengan investor," ujarnya.

Layanan bebas pungli

Kegiatan Protani ini, kata Justan, bertujuan untuk membekali para penyuluh muda pertanian yang berintegritas, berperan aktif mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan. Dengan demikian akan terwujud layanan pertanian yang bersih bebas dan bebas pungli.

Wakil Gubernur DIY Paku Alam X mengapresiasi kegiatan Protani yang akan mencetak tunas bangsa berintegritas dan tahan godaan pungli. Menurutnya, pengelolaan sektor pertanian dengan lahan yang sangat luas membutuhkan efektivitas, efisiensi, transparansi, tidak diskriminatif dan akuntabel.

"Layanan pertanian yang bersih dan bebas korupsi/pungli membutuhkan Spirit Totalitas 5B yaitu Beribadah, Bekerja, Belajar, Berkarya dan Berbagi demi mewujudkan kemandirian petani," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat