kievskiy.org

La Nina dan MJO, Penyebab Hujan Berpotensi Bencana

KENDARAAN bermotor menerobos banjir cileuncang yang menggenangi Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Sabtu, 7 April 2018. Buruknya drainase dan betonisasi menjadi salah satu penyebab sering terjadinya banjir Cileuncang di wilayah Kota Bandung.*
KENDARAAN bermotor menerobos banjir cileuncang yang menggenangi Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Sabtu, 7 April 2018. Buruknya drainase dan betonisasi menjadi salah satu penyebab sering terjadinya banjir Cileuncang di wilayah Kota Bandung.*

Jika mengingat kembali kejadian bencana yang terjadi awal tahun ini, peran curah hujan sangatlah signifikan sebagai penyebab terjadinya bencana. Dalam kaitannya dengan bencana tersebut, Harian Umum Pikiran rakyat juga menyoroti kejadian bencana di awal tahun 2018 yang sudah mencapai angka 513 kejadian dan didominasi oleh bencana puting beliung, banjir dan tanah longsor (”PR”, 2/3/2018). 

Bencana yang terjadi di antaranya, longsor di Brebes (22 Februari 2018) menyebabkan 11 orang meninggal dunia, 7 orang hilang (”PR”, 28/2/2018). Tim Analisis Bencana Hidrometeorologi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Lapan, menyatakan kejadian longsor brebes tersebut akibat akumulasi curah hujan sejak tanggal 19-21 Februari 2018. 

Sedangkan longsor di Kabupaten Bandung Barat pada tanggal 5 Maret 2018, diduga kuat disebabkan oleh intensitas curah hujan tinggi yang terjadi pada hari sebelum kejadian bencana yaitu pada tanggal 4 Maret 2018 (PR, /2018).  Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Barat hingga menyatakan  Bandung Barat  dalam status Tanggap Darurat Longsor sejak 6-19 Maret 2018 (”PR”, 12/3/2018). 

Pada tanggal 22 Maret 2018 di 8 lokasi Bandung juga mengalami banjir (”PR”/ 20/3/2018). Pemicu terjadinya hujan dengan intensitas relatif tinggi sampai pada bulan Maret ini menjadi pertanyaan dari berbagai pihak, apakah faktor yang menyebabkannya dan bagaimana prediksi ke depannya. Dengan mengetahui faktor dan prediksinya, kewaspadaan masyarakat serta langkah adaptasi dan mitigasi dari pemerintah bisa ditingkatkan untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan.

Kondisi atmosfer 

Sebagai penghuni negara yang disebutkan sebagai laboratorium bencana hidrometeorologi, ada baiknya kita memaklumi keragaman cuaca yang sangat tinggi di wilayah kita ini. Keragaman cuaca di Indonesia, khususnya curah hujan, disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor monsun, topografi dan juga fenomena iklim yang terjadi di wilayah tropis. Sama halnya kejadian curah hujan yang tinggi sampai dengan Maret 2018, tidak hanya disebabkan oleh satu faktor

Pada awal 2018, setidaknya tercatat ada dua fenomena yang mempengaruhi kondisi curah hujan Indonesia yaitu La Nina dan Maden-Jullian Oscilation (MJO). La Nina yaitu osilasi gelombang atmosfer yang mengkibatkan terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. Selama Januari 2018, terdapat penurunan suhu permukaan laut hampir mencapai 1o C di wilayah pemicu terjadinya La Nina (wilayah nino 3.4). 

Prediksi curah hujan 

Untuk mengetahui potensi kejadian bencana hidrometeorologi perlu dilakukan pemantauan (observasi) kondisi curah hujan secara berkala dengan skala waktu harian bahkan setiap jam.  Selain itu, kondisi cuaca jangka menengah dan jangka panjang juga harus diprediksikan. Lebih penting lagi, prediksi curah hujan dalam skala yang lebih detail (setiap jam misalnya) juga harus ditingkatkan keakurasiannya, karena bencana hidrometeorologi yang terjadi di Indonesia dicirikan oleh kejadian curah hujan yang tinggi dalam skala waktu jam hingga harian.

Sampai saat ini, BMKG terus melakukan prediksi iklim untuk wilayah Indonesia.  Bahkan kewaspadaan juga dihimbaukan kepada masyarakat karena curah hujan tinggi yang bersifat diatas normal akan berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah di Indonesia seperti, bagian selatan Sumatra, Pulau Jawa, bagian selatan Kalimantan, sebagian besar Sulawesi Tenggara dan Papua (BMKG, 14/3/2018). Prediksi curah hujan rendah juga terjadi di bagian utara Indonesia, seperti Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Utara, bagian Utara Sulawesi dan Maluku Utara (BMKG, 14/3/2018).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat