kievskiy.org

Hindari Donasi Susu Formula untuk Bayi dan Anak Lombok, Ini Alasannya

SEJUMLAH anak bernyanyi bersama dengan relawan di tempat penampungan pengungsi korban gempa bumi di Pemenang, Lombok Utara, Lombok Utara, NTB, Selasa, 7 Agustus 2018. Sebanyak 2.935 jiwa korban gempa bumi mengungsi di tempat itu dan diperkirakan akan terus bertambah.*
SEJUMLAH anak bernyanyi bersama dengan relawan di tempat penampungan pengungsi korban gempa bumi di Pemenang, Lombok Utara, Lombok Utara, NTB, Selasa, 7 Agustus 2018. Sebanyak 2.935 jiwa korban gempa bumi mengungsi di tempat itu dan diperkirakan akan terus bertambah.*

BANDUNG, (PR).- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat tidak memberikan bantuan susu formula untuk bayi dan anak-anak yang menjadi korban gempa lombok. Penyiapan susu formula tidak dapat dilakukan sembarangan di pengungsian karena akan mengakibatkan penyakit diare di kalangan bayi serta meningkatkan risiko kekurangan gizi dan kematian bayi.

Sarana untuk menyiapkan susu formula, seperti air bersih, alat memasak, botol steril, dan lainnya di pengungsian sangat terbatas. Kepala pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, pemberian susu formula yang sembarangan mengakibatkan penyakit diare di kalangan bayi dengan usia di bawah enam bulan. Bahkan pemberian susu formula akan meningkatkan risiko terjadinya kekurangan gizi dan kematian bayi.

"Dalam beberapa pengalaman saat terjadi bencana, apalagi skala bencananya besar yang menyebabkan banyak pengungsi pada saat tanggap darurat bencana, susu formula dan susu bubuk adalah bantuan umum diberikan dalam keadaan darurat. Sayangnya, produk-produk tersebut seringkali dibagikan tanpa kajian dan pemantauan yang baik sehingga dikonsumsi oleh bayi dan anak-anak yang seharusnya masih memerlukan ASI," tuturnya dalam siaran Pers yang diterima Minggu 12 Agustus 2018.

Seperti dikutip dari PRFM News, Sutopo menambahkan, UNICEF dan WHO sebagai Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengingatkan bahaya pemberian susu formula di pengungsian. Pemberian susu formula kepada balita dan anak-anak justru meningkatkan penderita sakit dan kematian. 

Pengawasan ketat

"Di Indonesia, kasus pascabencana gempa di Bantul Yogyakarta, hendaklah dijadikan pelajaran. Pemberian susu formula kala itu justru meningkatkan terjadinya diare pada anak di bawah usia dua tahun. Ternyata 25 persen dari penderita itu meminum susu formula," ujarnya. Oleh karena itu, baik masyarakat, lembaga maupun relawan diimbau tidak menyalurkan donasi susu formula dan produk bayi lainnya tanpa persetujuan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota setempat. 

"Tapi ada pengecualian, jika ada bayi yang tidak bisa disusui ibunya, bayi tersebut harus diberikan susu formula dan perlengkapan untuk menyiapkan susu tersebut, di bawah pengawasan yang ketat  oleh tim dokter dan kondisi kesehatan bayi harus tetap dimonitor," ucapnya menandaskan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat