kievskiy.org

Novel Baswedan: Kekuasaan dan Maling Uang Rakyat Sering Kali Berdekatan

Ilustrasi maling uang rakyat.
Ilustrasi maling uang rakyat. /Pixabay/mohamed_hassan Pixabay/mohamed_hassan

PIKIRAN RAKYAT - Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut, maling uang rakyat terjadi lantaran adanya pengkhianatan dari yang diberi tanggung jawab.

Novel Baswedan mengatakan, pelaku maling uang rakyat melakukan pengkhianatan dengan mengambil keuntungan untuk pribadi.

Selain itu, Novel Baswedan juga menuturkan, saat maling uang rakyat semakin banyak, maka akan berdampak pada tidak tercapainya keinginan negara untuk meraih kemakmuran dan keadilan tak tercapai.

“Belum lagi kalau korupsi di bidang Sumber Daya Alam (SDA), dampaknya kerusakan lingkungan hidup, dan itu membuat dampak yang lebih berat dan lebih besar lagi,” kata dia, seperti dikutip dari kanal YouTube Novel Baswedan pada 14 November 2021.

Baca Juga: Dua Hari Berumah Tangga, Ria Ricis Ungkap Ingin Pisah Ranjang dengan Teuku Ryan, Kenapa?

Dikatakan oleh mantan penyidik senior KPK tersebut, orang yang bisa maling uang rakyat merupakan orang yang memiliki kekuasaan, kewenangan.

Biasanya, kata Novel Baswedan, orang yang melakukan praktik maling uang rakyat tak hanya mencari keuntungan saja, namun ada kalanya pelaku menginginkan tetap memiliki kekuasaan.

Dia menyebut, uang hasil maling tersebut kemudian digunakan untuk kepentingan dalam memastikan jabatan sang pencuri tetap ada.

“Dengan begitu, tentunya pasti korupsi lagi, yang itu kita lihat, kekuasaan dan korupsi sering kali berdekatan,” katanya menegaskan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat