kievskiy.org

TNI AD Mengajar di Daerah 3T

DIRJEN  Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano (kanan) dan Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Brigjen TNI Bakti Agus Fadjari menyepakati kerja sama program mengajar di daerah 3T, Jakarta, Kamis 28 Februari 2019.  Sebanyak 900 prajurit TNI akan mengisi kekurangan guru di sekolah perbatasan dan daerah terpencil.  *BKLM Kemendikbud
DIRJEN Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano (kanan) dan Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Brigjen TNI Bakti Agus Fadjari menyepakati kerja sama program mengajar di daerah 3T, Jakarta, Kamis 28 Februari 2019. Sebanyak 900 prajurit TNI akan mengisi kekurangan guru di sekolah perbatasan dan daerah terpencil. *BKLM Kemendikbud

JAKARTA, (PR).- Prajurit TNI Angkatan Darat akan mengisi kekurangan guru di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T). Kendati demikian, untuk menjadi guru, mereka terlebih dahulu wajib mengikuti pelatihan metode mengajar agar memenuhi standar pembelajaran nasional.

”Selama ini TNI bertugas menjaga negara hingga daerah perbatasan dan pelosok tanah air yang sulit dijangkau. Banyak yang terlibat menjadi guru. Dengan pelatihan pembelajaran ini, mereka bisa mengisi kekosongan sementara di sekolah 3T,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano di Kantor Kemendikbud, di Jakarta, Kamis 28 Februari 2019.

Ia menuturkan, setelah mengikuti program penguatan kompetensi dalam proses pembelajaran di kelas, para prajurit TNI Angkatan Darat  akan disebar ke sejumlah sekolah di perbatasan antarnegara dan daerah terpencil. TNI dilibatkan karena dianggap paham dengan geografis dan kultur budaya setempat.

“Saat pak Muhadjir melakukan kunjungan kerja ke sekolah di Timika, Papua yang  mengalami kebakaran, beliau menyaksikan langsung bagimana para prajurit TNI mengambil alih untuk menjadikan pengajar di sekolah tersebut,” katanya.

Supriano menyebutkan, untuk tahap pertama, ada 900 anggota TNI Angkatan Darat dari Batalyon 600 Raider Balikpapan yang akan bertugas di Nunukan dan Batalyon 303 Raider Garut yang akan bertugas di Malinau. Pelaksanaan penguatan kompetensi TNI AD akan dilakukan sepekan selama 40 jam pertemuan. 

“Dengan fokus kemampuan utama yang diajarkan terkait dengan pembinaan karakter, bela negara, baca tulis hitung, kecakapan hidup, dan kepanduan,” katanya.

Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Brigjen TNI Bakti Agus Fadjari mengatakan, selama ini para anggota TNI Angkatan Darat yang terlibat mengisi kekosongan kelas belum mendapatkan pelatihan cara mengajar di kelas. Menurut dia, pemenuhan standar mengajar menjadi sangat penting agar kualitas anak didik di sekolah 3T setara.

“Adanya kegiatan pembekalan ini tentu memberi nuansa baru karena akan ada pengetahuan baru yang mendukung pembelajaran sains dan keilmuan lainnya. Ini sangat menunjang personel kami di lapangan saat bertugas di perbatasan,” ujarnya.

Ia menuturkan, kondisi di perbatasan mengharuskan TNI turut ambil bagian menjadi tenaga pendidik. Dengan demikian, hadirnya banyak program pelatihan untuk TNI dapat menunjang kemampuan para prajurit ketika menjadi guru di ruang kelas.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat