kievskiy.org

Inggris Serahkan 75 Manuskrip ke Keraton Ngayogyakarta

WARTAWAN Pikiran Rakyat, Hazmirullah, berbicara dalam Simposium Internasional bertema Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta di Grand Ballroom Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Selasa, 5 Maret 2019. Hazmirullah memaparkan materi bertema Raffles, Naskah Kitab Hukum dan Rekayasa Sosial terhadap Penduduk Jawa Tahun 1814.*/MUKHIJAB/PR
WARTAWAN Pikiran Rakyat, Hazmirullah, berbicara dalam Simposium Internasional bertema Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta di Grand Ballroom Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Selasa, 5 Maret 2019. Hazmirullah memaparkan materi bertema Raffles, Naskah Kitab Hukum dan Rekayasa Sosial terhadap Penduduk Jawa Tahun 1814.*/MUKHIJAB/PR

YOGYAKARTA, (PR).- British Library Inggris menyerahkan 75 manuskrip kuno milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Naskah tentang sejarah dan berbagai peristiwa penting pada masa awal keraton tersebut telah dialihkan dalam bentuk digital.

Raja Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan, butuh waktu lima tahun untuk mendapatkan kembali naskah-naskah tersebut. Naskah itu dibawa secara paksa pada waktu pendudukan Inggris di Yogyakarta.

Dalam pernyataannya di depan wartawan, Selasa, 5 Maret 2019, Sri Sultan menyatakan naskah-naskah Keraton tidak hanya terdapat di British Library. Sejumlah perpustakaan dan museum di Inggris serta negara lain juga menyimpan naskah Keraton. 

Sebagian museum dan perpustakaan milik swasta. Ketika Keraton melakukan komunikasi dengan pengelola untuk mendapatkan naskah asli maupun kopi digital naskah tersebut, tidak boleh dilakukan secara gratis. 

Bahkan, perpustakaan tertentu di Inggris menawarkan harga 8 poundsterling atau sekitar Rp 130 ribu per lembar naskah digital. Maka, biayanya menjadi besar karena rata-rata satu manuskrip naskah keraton berisi 500 hingga 1.000 lembar. 

Akan tetapi, menurut Sri Sultan, British Library bisa memberikan secara gratis melalui prosedur hubungan pemerintah ke pemerintah.

"Ketika masa Presiden Megawati dilakukan kerjasama kebudayaan dengan Pemerintah Inggris, saya tanya Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan di Kedutaan Besar Inggris. Kemudian, keraton memproses lanjutan kerjasama itu dengan surat. Sampai British memberikan naskah digital prosesnya negosiasi, ketemu sampai lima tahun, " tutur dia di sela-sela Simposium Budaya Jawa dan Naskah Keraton. 

Akan dipamerkan

Penghageng Kawedanan Hageng Nitya Budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara menyatakan, naskah digital dari Inggris bersama naskah fisik di dalam keraton akan dipamerkan untuk masyarakat. Tempatnya di Keagungan Dalem Bangsal Pagelaran Keraton Jogja pada 7 Maret hingga 7 April 2019. 

Sri Sultan Hamengku Buwono X yang juga menjadi Ketua Panitia Mangayubagya 30 Tahun Masehi menyebut bahwa beberapa manuskrip tersebut sangat penting. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat