kievskiy.org

Merapi Alami Enam Gempa Guguran

Gunung Merapi terlihat dari kawasan Deles Indah, Sidorejo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin, 11 Maret 2019 lalu.*/ANTARA
Gunung Merapi terlihat dari kawasan Deles Indah, Sidorejo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin, 11 Maret 2019 lalu.*/ANTARA

YOGYAKARTA, (PR).- Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah mengalami enam kali gempa guguran dalam enam jam pengamatan mulai 00.00 WIB sampai 6.00 WIB pada Kamis 4 April 2019.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam pernyataan resminya menyebutkan enam gempa guguran selama periode periode tersebut amplitudonya 8-55 mm dengan durasi 32-78 detik.

Hasil pengamatan visual menunjukkan kawah Merapi tidak berasap. Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah barat. Suhu udaranya 17.6-20.3 derajat Celsius, dan kelembaban udaranya 75-91 persen, serta tekanan udara 568-709 mmHg.

Cuaca di gunung itu terpantau berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat daya dengan suhu udara 16 hingga 21 derajat Celcius, kelembaban udara 69 hingga 87 persen, dan tekanan udara 568.5-709 mmHg.

Pada Rabu 3 April 2019, Merapi juga terekam 5 kali gempa guguran dengan amplitudo 5 hingga 15 mm selama 32-41 detik, tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 3-11 mm selama 21-28 detik, dan satu kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 4 mm selama 10 detik.

Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau memantau media sosial BPPTKG.***

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat