kievskiy.org

Mudik Minim Sampah Plastik

SAMPAH kantong plastik mencemari lingkungan. Perlu keterlibatan seluruh lapisan masyarakat untuk mengurangi sampah plastik.*/ DOK. PIKIRAN RAKYAT
SAMPAH kantong plastik mencemari lingkungan. Perlu keterlibatan seluruh lapisan masyarakat untuk mengurangi sampah plastik.*/ DOK. PIKIRAN RAKYAT

BUDAYA mudik selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu sebagian besar masyarakat Muslim di Indonesia. Oleh karena itu, untuk kepentingan arus mudik dan balik pemerintah menfasilitasi para pemudik, agar perjalanan aman dan nyaman. Sarana jalan dipersiapkan, termasuk tempat-tempat peristirahatan bagi para pemudik.

Sayangnya ada dampak negatif dari kebiasan orang mudik ini. Salah satunya dari sisi lingkungan hidup. Buktinya berdasarkan laporan Kantor Berita Antara Rabu 29 Mei 2019, catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada musim mudik 2018, rata-rata produksi harian sampah di satu tempat peristirahatan mencapai 10 ton. Padahal, sampah yang dihasilkan saat hari biasa hanya sekitar tiga ton.

Wajar, sampah bertambah, mengingat pemudik yang melewati jalan tol misalnya, berasal dari berbagai daerah di Indonesia.  

Bahkan, untuk musim mudik tahun ini, KLHK memprediksi sampah yang dihasilkan dapat mencapai 16.100 ton per hari.

Angka itu diperoleh dari jumlah pemudik sebanyak 23 juta orang dikalikan dengan produksi harian sampah per orang yang rata-rata sebanyak 0,7 kilogram. Dari jumlah itu, sampah yang banyak dihasilkan meliputi styrofoam, kemasan mi instan, botol minuman, gelas plastik minuman, kertas pembungkus makanan, peralatan makan plastik sekali pakai, dan bungkus plastik.

Sayangnya lagi, banyak pemudik yang tak berniat meminimalkan sampah, terutama sampah plastik.

Alasannya, terkendala oleh “kebutuhan” nyampah. Ambil satu contoh, Ny. Diana, penduduk Jakarta yang akan mudik ke Sumedang, ia akan kerepotan jika bayinya tak menggunakan popok sekali pakai. Tentu saja saat ia mengganti popok bayi sekali pakai itu ia akan menambah sampah sejenis yang sudah bejibun. Kendati popok sekali pakai bisa diganti dengan popok kain yang bisa dicuci, Diana menilai hal itu merepotkan, tidak praktis.

Ubah jargon

Masalah kebiasaan ini dibahas pula oleh pakar Lingkungan Hidup Universitas Indonesia Saraswati Putri. Antara mengutip, pola pikir dan kebiasaan jadi beberapa penyebab masalah sampah menumpuk saat musim mudik.

Sebagian besar orang, kata Saraswati, kurang memahami bahwa pola konsumsinya mempengaruhi sampah yang dihasilkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat