kievskiy.org

Berpotensi Rugikan Negara, Kinerja Bulog Harus Dibenahi

Direktur Utama Bulog Budi Waseso.*/NOVIANTI NURULLIAH/PR
Direktur Utama Bulog Budi Waseso.*/NOVIANTI NURULLIAH/PR

JAKARTA, (PR).- Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menilai kinerja Bulog di tangan Budi Waseso (Buwas) cenderung turun. Buwas dinilai hanya fokus ke penyerapan ke dalam gudang tetapi tidak bisa mendistribusikannya. Jika tidak dibenahi cepat, dapat berpotensi merugikan negara.

"Beras yang tersimpan sangat banyak dan ada kemungkinan busuk. Kalau dihitung-hitung, ada indikasi kerugian negara karena pembelian Bulog menggunakan anggaran APBN," kata Misbah kepada wartawan, seperti dikutip dari laman Antara, Selasa, 9 Juli 2019.

Misbah pun sepakat rekomendasi Ombudsman beberapa hari lalu mengkritisi soal penumpukan beras di gudang Bulog. Bahkan di beberapa daerah ada kecenderungan saat panen raya, banyak Bulog daerah tutup. Hal itu lantaran tidak mengantisipasi lonjakan hasil panen petani dengan tidak langsung membeli. "Malah cenderung tutup dan susah dicari," katanya.

Dia pun berharap Presiden Jokowi segera mengevaluasi kinerja Buwas. Apalagi, Buwas belum memiliki inovasi bagus terkait dengan penyerapan pangan ke Bulog untuk meminimalisir harga di petani dan masyarakat.

Pengamat Anggaran Politik dan Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan Buwas harus banyak koordinasi dengan berbagai lembaga dan memperbaiki manajemen di Bulog. "Manajemen internal ada juga yang rusak. Tidak siap. Tidak ada korrdinasi diantara tingkat internal maupun ekaternal," katanya.

Uchok menambahkan, ketika beras datang Bulog kelabakan. Harusnya, beras yang lama dikelola, dikeluarkan sehingga ketika beras baru datang bisa buat stok

Bebarapa waktu lalu, Perum Bulog menyebutkan bakal melepaskan 50.000 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Buwas sebagai Direktur Utama Bulog mengatakan, pelepasan beras tersebut dilakukan untuk menghindari beras rusak karena terlalu lama disimpan di gudang.

"Bukan berarti kualitasnya sudah turun, bukan. Kami selalu menjaga dan mengawasi setiap bulan. Kalau yang sudah turun kualitasnya itu langsung kita karantina. Upaya ini dilakukan untuk penyelamatan supaya beras tidak busuk di gudang," kata Budi Waseso.

Bila 50.000 ton beras itu dilepas, kata Budi, hal ini mampu membantu Bulog untuk melakukan penyerapan beras CBP kembali disamping terbatasnya gudang penyimpanan yang hanya mampu menampung 2,7 ton. Adapun 50.000 ton beras ini akan dilepas sebagai beras komersial. Nantinya, 50.000 ton beras ini akan diganti ke beras baru sebagai CBP kembali.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat