kievskiy.org

Dari Sampah Menjadi Rupiah

SALAH satu karya kerajinan para ibu-ibu di Pedukuhan Banyunganti Kidul, Kaliagung, Sentolo, Kab. Kulonprogo, DIY yang mendaur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan bahkan sebagian produk sudah diekspor.*/WILUJENG KHARISMA/PR
SALAH satu karya kerajinan para ibu-ibu di Pedukuhan Banyunganti Kidul, Kaliagung, Sentolo, Kab. Kulonprogo, DIY yang mendaur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan bahkan sebagian produk sudah diekspor.*/WILUJENG KHARISMA/PR

KULONPROGO, (PR).- Di halaman salah satu rumah di Pedukuhan Banyunganti Kidul, Kaliagung, Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tangan-tangan terampil itu berkreasi. Ibu-ibu rumah tangga di sekitar salah satu rumah itu saban hari mengolah berbagai jenis sampah nonorganik. Mulai botol plastik hingga kaleng bekas.

”Jadi kerajinan tangan,” tutur Isna, salah seorang perajin di sekretariat Kelompok Pengolah Sampah Mandiri (KPSM) Bunda Mandiri. 

Di Dusun Banyunganti, volume sampah nonorganik memang belum sebanyak di wilayah perkotaan. Tapi, bagi Isna, sampah tetap sampah. Berpotensi mengganggu pemandangan dan lingkungan. Apalagi, sampah itu berupa botol plastik dan kaleng bekas. Yang sulit bahkan tak bisa didaur ulang. 

Gerakan mengurangi sampah plastik dan melihat begitu banyak sampah yang sebenarnya bisa dimanfaatkan membuat Isna menggerakkan kaum perempuan di pedukuhannya. Membentuk KPSM Bunda Mandiri. Lengkap dengan bank sampahnya. Plus keterampilan tangan seluruh anggotanya. Sekretariatnya di salah satu rumah warga yang tangan-tangan terampil berkreasi itu. 

Berbagai jenis limbah yang masuk di bank sampah dipilah. Khusus sampah nonorganik dikumpulkan untuk dijadikan bahan kerajinan tangan. Namun, ide-ide cemerlang Isna ini tak lahir begitu saja. Isna menularkan keterampilan menyulap berbagai sampah nonorganik itu setelah memperoleh pelatihan di Kota Yogyakarta. 

”Karena kami memiliki kelompok, maka saya berkesempatan mewakili kegiatan tersebut, dan hasilnya seperti saat ini,” ucapnya. 

Terkenal

Di sela perbincangan itu, Isna mengajak berkeliling. Sembari menunjukkan satu per satu hasta karya ibu-ibu rumah tangga itu. Salah satunya patung burung. Sekilas, hiasan ruangan rumah itu tak terlihat berbahan sampah. Yang terlihat justru seperti buatan tangan-tangan profesional. 

Di Kabupaten Kulonprogo, karya tangan KPSM Bunda Mandiri cukup terkenal. Banyak yang membelinya sebagai hiasan rumah. Belakangan bahkan karya-karya mereka sukses masuk ke pasar DIY.  ”Ada juga telah diekspor,” katanya. 

Bagi yang ingin meniru, Isna berpesan tidak ada yang sulit dalam  memanfaatkan sampah nonorganik. Yang dibutuhkan hanya ketelatenan dan keuletan. Tak kalah penting lagi berhati-hati. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat