kievskiy.org

Greenpeace Sebut Ibu Kota Baru Bakal Senasib dengan Jakarta Jika Tanpa Energi Terbarukan

PEMANDANGAN Monumen Nasional dengan latar belakang gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Senin, 29 Juli 2019.*/ANTARA
PEMANDANGAN Monumen Nasional dengan latar belakang gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Senin, 29 Juli 2019.*/ANTARA

BALIKPAPAN, (PR).- Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak mengaku memiliki beberapa kekhawatiran terkait keputusan pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Pasalnya, pembangunan wilayah ibu kota akan membutuhkan konversi hutan dan lahan, yang tentunya akan berdampak pada lingkungan.

Rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur jika tidak menjadikan perlindungan lingkungan sebagai pertimbangan utama, dikhawatirkan hanya akan menciptakan berbagai masalah lingkungan di ibu kota baru nanti, seperti yang terjadi di Jakarta saat ini.

“Kita bisa lihat fakta bahwa polusi udara di Jakarta selain berasal dari sektor transportasi, juga bersumber dari banyaknya PLTU batu bara yang ada di sekeliling Jakarta. Jika nanti sumber energi ibu kota baru masih mengandalkan batu bara seperti saat ini di Jakarta, maka jangan harap ibu kota baru akan bebas dari polusi udara,” katanya kepada Antara.

Apalagi jika pemerintah tetap membangun PLTU-PLTU batu bara mulut tambang, seperti yang direncanakan saat ini di beberapa lokasi di Kalimantan Timur.

Rencana pembangunan pembangkit-pembangkit listrik tersebut harus dihentikan, karena bertentangan dengan konsep smart, green city untuk ibu kota baru tersebut di mana sumber energi kota seharusnya dari energi terbarukan.

"Keberadaan tambang-tambang batu bara tersebut tidak hanya akan menghasilkan polusi udara, tapi juga berbagai bencana lingkungan lain seperti banjir dan kekeringan, seperti yang sudah terjadi di Samarinda, salah satu kota terdekat dengan wilayah ibu kota baru ini," kata Leonard.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat