kievskiy.org

Industri Film Animasi dan Games Akan Jadi Pilar Ekonomi di Masa Depan

PELUNCURAN film animasi dan aames produksi siswa pelatihan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) di Bekasi, Rabu, 28 Agustus 2019.*/SATRIO WIDIANTO/PR
PELUNCURAN film animasi dan aames produksi siswa pelatihan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) di Bekasi, Rabu, 28 Agustus 2019.*/SATRIO WIDIANTO/PR

BEKASI, (PR).- Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan (Binalattas Kemnaker), Bambang Satrio Lelono mengatakan, industri animasi dan games merupakan salah satu bidang ekonomi kreatif yang akan terus tumbuh. Dia meyakini, ekonomi kreatif akan menjadi pilar perekonomian Indonesia di masa mendatang.

"Indonesia harus melakukan lompatan dari perekonomian yang sebelumnya mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA), menjadi perekonomian yang digerakkan oleh industri kreatif. Dimana industri kreatif lebih menitikbertakan pada tersedianya SDM yang kompeten,” kata Bambang Satrio Lelono saat peluncuran film animasi dan games produksi siswa pelatihan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) di Bekasi, Rabu, 28 Agustus 2019.

Bambang menyatakan, pelatihan film dan games animasi di BBPLK Bekasi merupakan salah satu upaya menyiapkan SDM kompeten di bidang industri kreatif. “Generasi muda Indonesia, anak-anak muda kita, tentunya mempunyai potensi yang besar untuk masuk ke industri ini, baik di bidang film, di bidang video digital, di bidang seni pertunjukan, bidang seni tradisi, bidang games, animasi, dan yang lain-lainnya,” katanya.

Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), penyerapan tenaga kerja di industri kreatif terus tumbuh dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015, jumlah tenaga kerja yang terserap 15,9 juta, pada tahun 2016 terserap 16,9 juta orang. Sedangkan tahun 2017, sektor ini menyerap 17,4 juta tenaga kerja dan tahun 2018 terus naik hingga 18,1 juta tenaga kerja.

Bambang menegaskan, pemerintah telah dan akan terus memfasilitasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih untuk mendukung tumbuh kembang industri kreatif di tanah air.

“Pemerintah Indonesia telah mengupayakan untuk menyediakan berbagai fasilitas, sarana dan kemudahan bagi kaum muda dalam berkreasi yang disesuaikan dengan minat, bakat dan kepentingan bangsa,” ujarnya. 

Dari nol

Plt. Kepala BBPLK Bekasi, Syafrudin, mengungkapkan, siswa yang mengikuti BBPLK Bekasi untuk program Movie Animator dan Motion Graphic Art adalah siswa-siswa yang belajar dari nol, dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Dia bersyukur, siswa pelatihan BBPLK Bekasi telah berhasil membuat karya animasi baik film maupun games animasi.

Syafrudin menambahkan, dalam rangka memenuhi kebutuhan industri animasi, baik film maupun games, BBPLK Bekasi pada tahun 2019 menyelenggarakan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) untuk Movie Animator dan Motion Graphic Arts. Pelatihan Movie Animator disebutnya mampu mencetak SDM pembuatan film animasi dan pelatihan Motion Graphic Arts juga telah menghasilkan SDM pembuatan games animasi.

Kedua pelatihan ini, salah satunya merupakan kelanjutan dari program unggulan BBPLK Bekasi tahun 2018 yaitu film Nano Milenial Force.
  
Untuk tahun 2019, pelatihan Movie Animator telah menghasilkan 2 film yaitu Nano Milenial Force 2 dengan judul Reunited dan film animasi kolosal yang berjudul Alif.

Sedangkan, pelatihan Motion Graphic Arts menghasilkan 2 games yaitu Game Milenial Strike dan Game Peace Hunter.  Sebagai tindak lanjut  pelatihan animasi, BBPLK Bekasi melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan animasi antara lain Ainaki, dan SSR Polytechnic.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat