JAKARTA, (PR).- Badan Kepegawaian Nasional (BKN) akhirnya memutuskan untuk menghilangkan fitur jumlah pelamar di setiap formasi yang telah masuk validasi dari calon pelamar pegawai negeri sipil. Penghapusan fitur tersebut untuk mencegah kecurangan penyalahgunaan data pelamar yang termuat dalam menu pencarian formasi.
"Kami menemukan adanya sejumlah indikasi calon pelamar fiktif pada formasi tertentu, tujuannya agar jumlah pendaftar di formasi tersebut peminatnya begitu banyak. Tentu calon pelamar lain yang akan memilih formasi tersebut bisa mengurungkan niatnya, karena jumlah peminat tinggi. Hal itu akan dimanfaatkan oleh pelaku untuk tetap melamar di formasi tersebut," kata Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas BKN Paryono dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat, 15 November 2019.
Sebagai alternatif Biro Humas BKN memberikan informasi terkini mengenai jumlah pelamar, pelamar yang telah mengisi formulir, pelamar yang telah submit, serta lima instansi (Top 5 Instansi) dan 10 formasi (Top 10 Formasi) yang paling banyak dipilih pelamar melalui kanal resmi SSCN.
Paryono menambahkan peniadaan fitur tersebut tidak mengurangi aspek transparansi pada seleksi CPNS 2019. Aspek transparansi tetap terjamin melalui pelaksanaan seleksi kompetensi dasar (SKD) dengan menggunakan Computer Assisted Test (CAT). "BKN memegang prinsip akuntabel, yang mana hasil test bisa didapat secara real time, setelah SKD dilaksanakan. Sehingga transparansi dan akuntabilitas tetap menjadi prinsip utama pelaksanaan seleksi CPNS 2019," ujarnya
Hingga saat ini, portal pendaftaran seleksi CPNS 2019 telah diakses oleh lebih dari 3 juta pengguna per tanggal 15 November 2019 pukul 10:43 WIB. Dari jutaan pengguna tersebut, sebanyak 2.030.445 telah membuat akun dan 168.331 di antaranya telah submit pendaftaran. ***