kievskiy.org

Bupati Bekasi Ungkap Penyebab Banjir Besar yang Melanda 14 Kecamatan Sekaligus

ALAT berat mengeruk tanah di aliran Sungai Citarum pada proses normalisasi aliran Sungai Citarum di Kampung Balero, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa 25 Juni 2019. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah pusat maupun daerah melalui usulan dan perencanaan untuk mewujudkan program Citarum Harum dengan kucuran dana yang tidak sedikit.*/ADE MAMAD /PR
ALAT berat mengeruk tanah di aliran Sungai Citarum pada proses normalisasi aliran Sungai Citarum di Kampung Balero, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa 25 Juni 2019. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah pusat maupun daerah melalui usulan dan perencanaan untuk mewujudkan program Citarum Harum dengan kucuran dana yang tidak sedikit.*/ADE MAMAD /PR /Ade Mamad

PIKIRAN RAKYAT - Bupati Eka Supria Atmaja menyatakan, selain curah hujan yang tinggi, banjir besar yang menerjang Kabupaten Bekasi pekan lalu disebabkan permukaan sungai yang dangkal. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya normalisasi sungai sepanjang 2019 lalu.

Sejumlah penyebab ini diketahui usai Eka memimpin rapat evaluasi penanggulangan bencana banjir. Seluruh organisasi perangkat daerah dipanggil untuk melakukan penanganan secara keseluruhan.

Eka mengatakan, keadaan sungai-sungai di Kabupaten Bekasi yang sudah dangkal dan mengecil, ditambah lagi sistem drainase yang kurang baik. Tidak hanya itu, penumpukan sampah di sepanjang sungai-sungai dan tidak adanya normalisasi sungai sepanjang tahun 2019 menjadi pemicu banjir.

Baca Juga: Petani di Indramayu Khawatirkan Rebutan Air Karena Musim Taman Dilakukan Serentak

“Sebelum terjadi banjir, kebetulan saya turun bersama Bappeda melihat kondisi sungai yang ada, ternyata kondisi sungai di Kabupaten Bekasi ini sudah dangkal dan mengecil. Begitu juga sampah-sampah yang menumpuk di sepanjang sungai,” ucap Eka.

Menurut dia, kondisi ini harus segera ditangani secara menyeluruh namun juga cepat. Soalnya, mengacu pada informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi yang terjadi pada malam tahun baru 2020 kemarin bukanlah puncak dari curah hujan yang tinggi. Diperkirakan puncaknya terjadi pada akhir Januari atau awal bulan Februari.

“Kita harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan penuh untuk menghadapi cuaca ekstrim ini, mengingat curah hujan tinggi yang berkepanjangan yang terjadi di awal tahun kemarin bukanlah puncaknya,” ujar Eka.

Baca Juga: Akhir Konflik Big Hit Entertainment dan Shinsegae mengenai Hak Merek Dagang BTS

Terkait hal tersebut, Eka memastikan Pemerintah Kabupaten Bekasi bakal bekerja secara kolektif untuk mencegah banjir kembali terjadi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat