PIKIRAN RAKYAT - Biro pelayanan perjalanan umrah di Yogyakarta menghadapi risiko kerugian di tengah ketidakpastian mengenai sampai kapan Pemerintah Arab Saudi tidak menerima jamaah umrah dalam upaya mencegah penyebaran virus corona penyebab COVID-19.
"Sampai sekarang masih ditutup dan belum ada kepastian hingga kapan. Ada yang bilang satu tahun, ada yang bilang sampai kondisi kondusif, ini kan tidak jelas.
Baca Juga: Tak Perlu Panik Hadapi COVID-19, Dinkes: Ada Empat Rumah Sakit Ini yang Jadi Rujukan di Yogyakarta
Ini bisa berdampak pelaku jasa perjalanan umrah merugi," kata Manajer Operasional Biro Haji dan Umrah Zhafirah Mitra Madina, Bayu Purnomo, di Yogyakarta, Minggu 7 Maret 2020.
Bayu yang juga Pengurus Kesekretariatan Forum Komunikasi Umrah dan Haji Yogyakarta (FORPUHY) itu menambahkan banyak pihak dirugikan atas kejadian mendadak tersebut.
“Juga mengingat penutupan akses ke Tanah Suci yang belum bisa ditentukan kapan masa berakhir.
Semua pihak termasuk stakeholder (pemangku kepentingan) pasti terdampak, para jamaah, sejumlah biro, pihak airlines, serta penyedia layanan yang ada," tuturnya.
Bayu mencontohkan, kalau dalam sekali pelayanan perjalanan umrah untuk rombongan beranggotakan 45 orang tertunda maka kerugian yang diakibatkan nilainya sekitarRp500 juta.