kievskiy.org

PTM 100 Persen Dinilai Tergesa-gesa, Pembelajaran Daring dan Luring Jauh Lebih Aman

Ilustrasi. PTM 100 persen menurut PGRI terlalu tergesa-gesa, menurut Prof. Unifah Rosyidi, pembelajaran daring dan luring dengan baik jauh lebih aman.
Ilustrasi. PTM 100 persen menurut PGRI terlalu tergesa-gesa, menurut Prof. Unifah Rosyidi, pembelajaran daring dan luring dengan baik jauh lebih aman. /Pikiran Rakyat/Ade Mamad

PIKIRAN RAKYAT - Pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di beberapa wilayah Indonesia telah dilakukan. Namun, menurut Ketua Umum PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Prof. Unifah Rosyidi, pelaksanaannya terlalu tergesa-gesa.

Kata dia, sedari awal, PGRI keberatan dengan pelaksanaan PTM 100 persen lantaran diselenggarakan kala Covid-19 varian Omicron masuk ke Indonesia.

Lebih lanjut menurutnya, dalam kondisi pagebluk Covid-19 yang melanda negeri ini, langkah yang paling tepat adalah mempertahankan kebijakan PTM terbatas.

“Dipersiapkan pembelajaran daring dan luring dengan baik. Ini jauh lebih aman, dibandingkan anak dari pagi hingga siang berada di sekolah dan hanya istirahat 15 menit,” tutur Unifah Rosyidi, Selasa 18 Januari 2022, seperti dilaporkan Antara.

Baca Juga: Bahasa Sunda Diusik Kader PDIP, Dedi Mulyadi Singgung Suap Saat Viral Arteria Dahlan Lantang 'Kita Indonesia'

Sementara itu, ahli epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama menuturkan, mengenai risiko pelaksanaan PTM saat lonjakan kasus berpotensi terjadi, hal tersebut tergantung dari sejauh mana kemampuan dinas pendidikan dan dinas kesehatan merespons peningkatan kasus Covid-19 dan kasus yang terjadi di sekolah.

Menurut dia, hingga saat ini belum tampak langkah pemerintah terkait dengan menentukan masalah PTM jika kasus tersebut muncul.

“Sampai saat ini belum terlihat langkah pemerintah terkait menentukan masalah PTM ini jika ada kasus positif Covid-19 muncul di sana, apakah disebabkan di sekolah atau karena murid? Protokol Kesehatan yang kurang ketat atau masalah lainnya,” tuturnya, Selasa 18 Januari 2022.

Berdasarkan data, dari pertama Omicron terdeteksi di negeri ini hingga 17 Januari 2022, tercatat telah ada sebanyak 840 kasus Omicron.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat