kievskiy.org

Ritual Berujung Maut di Pantai Payangan Jawa Timur, MUI Jember Angkat Bicara

Ritual di Pantai Payangan  yang menewaskan 11 korban, polisi segera periksa ketua padepokan dan para saksi.
Ritual di Pantai Payangan yang menewaskan 11 korban, polisi segera periksa ketua padepokan dan para saksi. /ANTARA/Wahyu ANTARA/Wahyu

PIKIRAN RAKYAT - Keputusan para anggota dari padepokan Tunggal Jati Nusantara untuk melakukan ritual di tepi Pantai Payangan, Kabupaten Jember pada Minggu, 12 Februari 2022 dini hari, berujung petaka.

Sebanyak 11 orang pengikut padepokan Tunggal Jati Nusantara tewas saat melakukan ritual di tepi Pantai Payangan akibat tergulung ombak. Sedangkan 12 orang lainnya ditemukan dalam keadaan selamat.

Menanggapi itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember KH Abdul Haris angkat bicara terkait dengan ritual yang dilakukan Kelompok Tunggal Jati Nusantara di Pantai Payangan.

KH Abdul Haris mengatakan dari video yang beredar mengenai acara ritual tersebut, pihaknya tidak melihat hal aneh dari sisi bacaan doa yang dipanjatkan.

Baca Juga: Lanjutan Perkara Insiden Ritual Tunggal Jati Jember, Polisi Periksa Peserta dan Korban Selamat

Akan tetapi, kata KH Abdul Haris, hal tersebut salah lantaran lebih memercayai tempat selain masjid atau tempat ibadah lainnya.

Dia mengatakan pihak MUI Jember baru mengetahui kelompok tersebut setelah tragedi maut yang terjadi di Pantai Payangan Jember.

Sehingga MUI Jember tidak memiliki banyak data terkait proses ritual yang dilakukan Padepokan Tunggal Jati Nusantara.

"Kami coba menelusuri dari video yang sudah viral dan teman-teman di Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi. Dari tayangan video itu, kami menegaskan bahwa dari sisi bacaan tidak ada yang aneh," ujar KH Abdul Haris sebagaimana dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Selasa 15 Februari 2022.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat