kievskiy.org

Ma'ruf Amin: Fokus Pemerintah Saat Ini Hilangkan Mafsadah Virus Corona

Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam gambar tangkapan layar saat melakukan rapat lewat telekonferensi di Jakarta, Kamis (2/4/2020).*
Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam gambar tangkapan layar saat melakukan rapat lewat telekonferensi di Jakarta, Kamis (2/4/2020).* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Terkait penanganan virus corona, Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin menyatakan fokus pemerintah adalah untuk menghilangkan mafsadah atau bahaya.

Bahaya yang muncul akibat wabah virus corona tersebut menyebabkan program pembangunan mengalami perubahan.

"Jadi fokusnya kita ubah dulu dalam rangka menanggulangi Covid-19 ini dari berbagai sektor. Kita tidak lagi membangun kemaslahatan atau kemanfaatan pada kita, atau kita kecilkan dulu itu. Tapi fokus kita sekarang adalah dalam rangka menghilangkan mafsadah dan bahaya ini," kata Ma'ruf Amin dalam keterangannya di Jakarta, Senin 11 Mei 2020.

Baca Juga: Di Balik Tawanya Saat Pentas, Andre Taulany Akui Sempat Bosan dan Jenuh Melawak

Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa terdapat tiga hal yang menjadi perhatian utama dalam memerangi serta menanggulangi pandemi virus corona.

Pertama, Ma’ruf Amin mengatakan pemerintah berupaya melakukan tes secara masif untuk mengetahui berapa banyak masyarakat yang terdampak corona.

"Pertama adalah melakukan tes masif untuk mengetahui seberapa jauh bangsa ini yang sudah terkena, yang positif. Jadi melakukan tes secara masif dan agresif," katanya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Baca Juga: Bacaan Salat Tarawih Ramadhan 1441 H: Surat Al-Qadr Beserta Artinya Terkait Malam Lailatul Qadar

Lalu yang kedua adalah terkait peningkatan fasilitas kesehatan untuk memperbesar potensi pasien virus corona yang sembuh dan meminimalkan jumlah pasien meninggal dunia akibat virus itu.

"Kedua, kita lakukan pelayanan kesehatan yang intensif untuk memperbesar yang sembuh, memperkecil yang meninggal. Ini dilakukan intensifikasi sehingga yang sembuh sekarang mulai banyak dan yang meninggal mulai mengecil," jelasnya.

Terakhir, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diperluas ke daerah-daerah untuk meminimalkan penyebaran COVID-19 dari wilayah pusat penyebaran di Jabodetabek. Kebijakan tersebut antara lain membatasi pergerakan manusia antarwilayah lewat pembatasan transportasi dan kegiatan perekonomian.

"Yang ketiga, kita sebut dengan PSBB, untuk membatasi berbagai hal baik transportasi juga kegiatan ekonomi. Bahkan mudik pun dilarang untuk menghindari terjadinya penularan. Ini semua dalam rangka jangan sampai membahayakan diri sendiri dan orang lain," ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat