kievskiy.org

Gelombang Kedua COVID-19 di Indonesia Mungkin Lebih Berbahaya, Virus Corona Ratusan Kali Bermutasi

ILUSTRASI mutasi virus.*
ILUSTRASI mutasi virus.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Indonesia diminta berhati-hati sebelum memutuskan melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Puan Maharani, menyatakan alasan masih fluktuatifnya data dan angka perkembangan pasien positif COVID-19, selain juga minimnya tes massal di Indonesia  bisa picu gelombang kedua COVID-19.

Puan bukannya skeptis karena jika dilihat dari spektrum lebih luas lagi memang banyak kalangan dan pakar kesehatan di dunia menginginkan tak buru-buru merelaksasi aturan pembatasan dalam membendung penyebaran virus corona penyebab penyakit COVID-19 itu.

Baca Juga: Lahirkan Anak Kedua di Tengah Pandemi, Andien Aisyah Sambut Putra Keduanya dengan Hangat

Mengapa demikian? Karena ada bukti yang muncul kemudian bahwa pandemi balik lagi bahkan saat grafik infeksi penyakit ini melandai.

Tanpa vaksin dan kekebalan skala luas, wabah muncul kembali. Inilah konsensus di kalangan pakar-pakar kesehatan di dunia.

Apa yang terjadi di Jerman, Singapura, Korea Selatan dan Tiongkok belakangan ini ketika kasus-kasus baru muncul hanya beberapa saat setelah relaksasi aturan pembatasan terkait virus corona, memperkuat asumsi itu.

Baca Juga: Kontak Langsung dengan Pasien Positif COVID-19 yang Meninggal, 7 Pedagang Daging Ditolak Rumah Sakit

Pertengahan April lalu, muncul 1.400-an kasus baru di berbagai asrama pekerja asing di Singapura. Kemudian, Institut Robert Koch di Jerman menyebut tingkat reproduksi pandemi virus corona di negeri ini masih di atas 1 yang tepatnya pada 1,07. Tingkat reproduksi di atas 1 mengartikan tingkat penularan sebuah penyakit menular masih sangat tinggi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat