PIKIRAN RAKYAT – Pengamat politik dari Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardani mengatakan terjadi pergeseran jalur rekrutmen calon anggota legislatif (caleg) dalam tren perpolitikan di Indonesia.
Ia menyebutkan sebelumnya rekrutmen politik mengandalkan aktivisme di masyarakat, namun kini mengandalkan jaringan politik dan kekerabatan.
"Ini berkembang karena didorong oleh persaingan antara partai politik yang makin ketat," kata Sri dalam webinar series bertajuk Perempuan dan Politik: Quo Vadis Kuota 30 persen? yang dipantau di platform Zoom Meeting, Selasa, 1 Maret 2022.
Sri mengatakan salah satu yang berubah adalah pencalonan perempuan telah menjadi bagian dari strategi partai politik untuk mendapatkan kursi di parlemen.
Menurut hasil temuan riset yang dilakukan pihaknya, perempuan yang merupakan kader partai secara sengaja dipertemukan dengan perempuan nonkader partai.
"Perempuan nonkader partai ini dari jaringan politik atau kekerabatan yang kuat di suatu wilayah," katanya.
Hasilnya, Sri menyebutkan sekitar 44,16 persen atau sebanyak 53 orang dari total anggota DPR perempuan sebanyak 120 orang, memasuki dunia perpolitikan melalui jalur istri kepala daerah atau wakil kepala daerah petahana, juga melalui jalur keluarga elite partai.
Hal inilah yang menjadi kepentingan bagi partai politik, dengan mengamankan kursi atau menambah kursi di parlemen.