kievskiy.org

Arsitek Bandung Menangi Sayembara Desain Masjid Agung Jateng Magelang

DESAIN MAJT Magelang.*
DESAIN MAJT Magelang.*

PIKIRAN RAKYAT - Ade Yuridianto, arsitek asal Bandung dengan kode design MAJT 012  memenangkan sayembara design Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Magelang Jawa Tengah.

Atap masjid berbentuk Tajug, yang melengung ke belakang  merupakan  bangunan khas  peribadatan di Jawa itu, telah menarik perhatian dewan juri.
 
Ade berhasil unggul, menyisihkan  dua calon pemenang lain, yakni MAJT 082 asal Malang dengan arsitek atap gunungan (juara 2) dan design MAJT 062 dari Jogjakarta dengan design atap joglo terbelah (juara 3).

Baca Juga: Penyebar Foto Tanpa Busana Mantan Pacar Ditangkap di Banyumas

"Masing-masing finalis memiliki kelebihan dan kekurangan, tapi penilaian tetap mengacu pada indikator tata bangunan Islami, tata ruang Islami, inovasi bentuk, respect terhadap green architecture, kewajaran konstruksi dan interior Islami," kata Ketua Tim Juri Sayembara MAJT Magelang, Prof Totok Roesmanto, Jumat, 29 Mei 2020.

Guru besar arsitekt Undip Semarang ini mengatakan, dewan juri cukup alot dalam penentuaan pemenang. Mulai penentuan 6 besar, 3 besar hingga penentuan juara 1,2 dan 3.

"Kami berdebat alot untuk penentuan itu, akhirnya disepakati design MAJT 012 adalah pemenangnya," terangnya.

Baca Juga: Tiga Warganya Positif Covid-19, Desa Samida di Garut Diisolasi

Dari segi keindahan dan fungsi, hampir semua karya menyajikan keunggulan yang sama. Namun yang menarik dewan juri memilih design dari Ade adalah bentuk atap Tajug yang melengkung ke belakang.

"Menurut kami, itu inovasi bentuk atap masjid Jawa. Bentuk itu mengembangkan bangunan dasar peribadatan di Jawa beratap Tajug. Kalau biasanya lincip ke atas, design itu baru karena ditarik ke belakang dan puncaknya agak ke belakang. Ini hal baru dalam bentuk tempat peribadatan di Jawa, namun orang melihat sekilas saja sudah tahu kalau itu masjid," terangnya.

Meskipun lanjut dia, apabila nanti design itu diaplikasikan dalam bentuk bangunan, diperlukan perbaikan-perbaikan. Apalagi, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berpesan agar bangunan MAJT Magelang tidak asal-asalan.

Baca Juga: Masyarakat Laporkan Dua Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Jember: Kami Panggil Saksi dan Pelapor

"Pesan pak Ganjar kan bangunannya harus benar-benar indah dan kokoh, tidak asal-asalan. Tentunya nanti ada modifikasi agar betul-betul bagus dan berkualitas," tutupnya.

Sementara itu, sang pemenang Ade Yuridianto saat dikonfirmasi mengatakan terkejut karena ditetapkan sebagai pemenang. Berkali-kali dirinya mengucap syukur atas kabar itu.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Sebagai etika profesi, kalau kondisi membaik saya bersedia datang ke Semarang untuk paparan design lebih detil. Kalau ada pertanyaan-pertanyaan dari dewan juri maupun dari pak Gubernur akan saya jawab dalam kesempatan itu," kata Ade dikonfirmasi melalui telepon.

Baca Juga: Ridwan Kamil Minta KPU Jabar Inovatif di Tengah Pandemi

Ade menerangkan, ide design yang dibuatnya itu awalnya dari kognitif maps, yakni mengadaptasi kondisi ruang Majidil Haram. Jadi, pola konfigurasi ruangnya dibuat mirip dengan Majidil Haram.

Sementara atap, Ade memilih design atap Tajug terinspirasi dari tugas akhir saat penelitian skripsi. Bukan tanpa alasan, saat penelitian itu, ia menemukan bahwa atap bangunan peribadatan di Jawa khususnya Jawa Tengah itu menggunakan atap model Tajug.

Sementara dinding yang digunakan untuk tempat peribadatan di Jawa Tengah juga berbeda dengan di Jatim. Kalau di Jatim biasa menggunakan batu bata, di Jateng banyak yang menggunakan batu andesit ataupun batu vulkanik. Sehingga, dalam designnya itu, ia juga menggunakan dua jenis batu itu.

"Kebetulan saat saya skripsi, tugas akhir saya meneliti tentang atap-atap bangunan itu. Dari penelitian saya temukan bahwa atap Joglo itu untuk rumah kaum priyayi, atap pelana itu untuk kelas bawahnya dan atap Tajug itu khusus untuk tempat peribadatan. Jadi, ide design saya ini berasal dari penelitian saat skripsi," terangnya.

Ade mengaku sudah berkecimpung di dunia arsitek cukup lama. Ia sudah berpengalaman mendesign bangunan-bangunan di Indonesia.

"Kalau nanti design ini diaplikasikan dalam bangunan, saya siap kalau ada tambahan atau penyempurnaan. Saya juga siap apabila dilibatkan dalam pembangunan fisiknya," tutup pria asli Cigadung Bandung ini.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat